Dubes Zuhairi Misrawi Bicara Peningkatan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Tunisia
Kerja sama ekonomi terus mengalami peningkatan bahkan di tengah krisis ekonomi dan krisis politik politik
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, TUNIS - Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi menjelaskan peningkatan kerja sama ekonomi Indonesia-Tunisia.
Hal itu disampaikan Dubes RI itu di Radio Wataniya, Tunisia, Senin (19/12/2022).
Peningkatan ekspor Indonesia ke berbagai penjuru dunia tidak lepas dari kinerja Perwakilan Indonesia, khususnya KBRI Tunis dalam meningkatkan kerjasama ekonomi.
"Kami bersyukur kepada Tuhan, karena kerja sama ekonomi terus mengalami peningkatan, bahkan di tengah krisis ekonomi dan krisis politik politik."
"Pada tahun lalu nilai perdagangan Indonesia-Tunisia sebesar 180 juta US Dollar Amerika Serikat. Pada tahun ini naik di atas angka 200 juta US Dollar. Secara kuantitatif mengalami peningkatan, dan sangat terbuka pengembangan dalam jumlah yang besar. Ini tidak lain, karena hubungan historis dan diplomasi yang menguat di antara kedua negara", ujar Dubes RI Kader PDI Perjuangan dalam keterangan resminya kepada Tribunnews.com, Selasa (20/12/2022).
Baca juga: Gus Dubes yang Membumi dan Melayani, Bapak Bagi Penuntut Ilmu di Tunisia
Dubes Zuhairi Misrawi juga sudah membangun komunikasi intensif dengan sejumlah pengusaha asal Indonesia dan Tunisia agar pada tahun 2023 kerjasama ekonomi dapat ditingkatkan.
"Pada tataran bilateral, kami sedang membincangkan Prefential Trade Agreement (PTA) yang sudah dimulai pembahasannya sejak tahun 2018. Sedangkan pada tataran perdagangan langsung, kami sudah berbincang dengan sejumlah pengusaha agar volume perdagangan di antara kedua negara semakin ditingkatkan", ujar Dubes RI kelahiran Sumenep Madura.
Saat ini ekspor dari Indonesia ke Tunisia berupa kelapa sawit, furniture, tektil, teh, kopi, dan lain-lain. Sedangkan dari Tunisia ke Indonesia, yaitu kurma. Dan terbuka impor minyak zaitun dan fosfat di masa mendatang.
"Pada intinya, hubungan bilateral dan diplomasi persahabatan yang sudah terbangun sejak zaman Bung Karno dan Bourgaiba sejatinya dapat diterjemahkan dalam kerjasama ekonomi yang menguntungkan kedua negara", pungkasnya.(*)