Insiden Mematikan di Malaysia Dipicu Musim Hujan, Pakar Sebut Peristiwa 100 Tahun Sekali
Musim hujan tahunan di Malaysia bertepatan dengan insiden mematikan terkait cuaca yang terjadi baru-baru ini.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Musim hujan tahunan di Malaysia bertepatan dengan insiden mematikan terkait cuaca yang terjadi baru-baru ini.
Pada Desember 2021, hujan deras selama dua hari menyebabkan salah satu peristiwa banjir terburuk di negara itu.
Ini merupakan situasi yang dijuluki oleh pemerintah dan pakar cuaca sebagai peristiwa 'sekali dalam seratus tahun'.
Baca juga: Banjir di Malaysia, Lebih dari 66.000 Mengungsi dan 5 Orang Meninggal
Banjir yang berdampak pada penduduk di 9 negara bagian itu memaksa lebih dari 70.000 orang mengungsi dan menyebabkan 54 orang tewas.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (21/12/2022), pada Jumat lalu, bencana tanah longsor terjadi di atas perkemahan dekat Genting Highlands, menewaskan sedikitnya 25 orang dan 8 lainnya masih hilang.
Saat pihak berwenang masih menyelidiki penyebab kejadian tersebut, para Ahli Ekologi mengatakan bahwa kemungkinan besar cuaca basah menyebabkan tanah menjadi tidak stabil.
3 turis Singapura termasuk diantara mereka yang diselamatkan oleh otoritas Malaysia.
Menurut data dari Tourism Malaysia, puncak kedatangan pengunjung internasional biasanya terjadi pada November dan Desember setiap tahunnya, dan ini bertepatan dengan dimulainya monsun timur laut tahunan.
Baca juga: Banjir di Malaysia, Lebih dari 66.000 Mengungsi dan 5 Orang Meninggal
Sementara itu, menurut data pemerintah yang diterbitkan pada Selasa kemarin, banjir parah yang terjadi di beberapa wilayah Malaysia telah mengakibatkan 66.718 orang mengungsi di lima negara bagian, serta 5 orang meninggal.
Daerah yang paling parah terkena dampak berada di pantai timur semenanjung, dengan 26.630 orang dari Kelantan dan 39.108 orang dari Terengganu dievakuasi ke pusat bantuan banjir.
3 negara bagian lain yang terkena dampak kenaikan permukaan air adalah Pahang, Johor dan Perak, dengan beberapa ratus orang dievakuasi.
Pihak berwenang telah mengkonfirmasi 5 kematian, termasuk seorang anak laki-laki berusia 15 bulan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.