Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kaleidoskop 2022 Peristiwa di Dunia: Perang Rusia-Ukraina hingga Kematian Mahsa Amini

Simak deratan peristiwa internasional yang ramai diperbincangkan sepanjang 2022 dalam artikel ini.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Kaleidoskop 2022 Peristiwa di Dunia: Perang Rusia-Ukraina hingga Kematian Mahsa Amini
Kolase Tribunnews via AFP
Kaleidoskop Internasional 2022: Perang Rusia-Ukraina, Kematian Mahsa Amini, Penembakan di Texas. (dari kiri Presiden Ukraina Volodyrmyr Zelensky bersama Presiden Amerika Serikat Joe Biden, situasi protes kematian Mahsa Amini, situasi pascapenembakan di Texas). Simak deratan peristiwa internasional yang ramai diperbincangkan sepanjang 2022 dalam artikel ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah peristiwa di dunia internasional ramai diperbincangkan sepanjang 2022.

Misalnya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 sampai sekarang.

Konflik kedua negara berlangsung hingga Kamis (22/12/2022) hari ini dan sudah memasuki hari ke-302.

Peristiwa lain adalah kematian wanita berusia 22 tahun asal Iran bernama Mahsa Amini.

Mahsa Amini diduga langgar aturan ketat Iran soal penggunaan hijab dan korban kekerasan polisi moral.

Selain kedua peristiwa di atas, ada pula insiden penembakan di Texas yang juga terjadi pada 2022.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-302: Zelensky Berpidato di Depan Kongres AS

Selengkapnya, inilah tiga peristiwa yang terjadi pada 2022 dan menjadi sorotan, dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:

Berita Rekomendasi

1. Invasi Rusia ke Ukraina

Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022 kemarin.

Saat itu, pemerintah Presiden Rusia, Vladimir Putin enggan menyebutnya invasi, tetapi 'operasi militer khusus'.

Tujuan dan rencana operasi militer khusus sudah ditetapkan.

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada Selasa (22/3/2022) menyebut operasi militer khusus dilaksanakan sesuai tujuan dan rencana yang sudah ditetapkan.

"Itu (operasi khusus) berlangsung secara ketat sesuai dengan rencana dan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya," kata Peskov dalam wawancara dengan CNN, Selasa (22/3/2022), dilaporkan media Rusia, TASS.

Pelaksanaan operasi militer khusus di Ukraina mendapat dukungan dari sekutu Putin, Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadryov.

"Kami memperingatkan Anda, Zelensky," katanya seperti dikutip TASS.

"Rusia belum benar-benar dimulai," tegasnya.

"Berhentilah mengeluh seperti sampah," cibirnya.

"Lebih baik Anda melarikan diri, sebelum Anda tertabrak. Lari. Lari, Zelensky, lari tanpa melihat ke Barat," tambah Kadyrov.

Kadryov mengatakan sekitar 10.000 tentaranya bertempur dalam perang Rusia dengan Ukraina.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-301: Zelensky akan Kunjungi Washington

WASHINGTON, DC - 21 DESEMBER: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpidato di rapat gabungan Kongres di Kamar Dewan Capitol AS pada 21 Desember 2022 di Washington, DC. Dalam perjalanan pertamanya ke luar Ukraina sejak Rusia menginvasi, Zelensky bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan menguraikan permintaan Ukraina untuk melanjutkan bantuan militer. Menangkan
WASHINGTON, DC - 21 DESEMBER: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpidato di rapat gabungan Kongres di Kamar Dewan Capitol AS pada 21 Desember 2022 di Washington, DC. Dalam perjalanan pertamanya ke luar Ukraina sejak Rusia menginvasi, Zelensky bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan menguraikan permintaan Ukraina untuk melanjutkan bantuan militer. Menangkan (McNamee/Getty Images/AFP)

Sejumlah wilayah jatuh ke tangan Rusia

Pada hari awal-awal invasi, sejumlah wilayah direbut oleh pasukan Rusia.

Kemudian, September 2022 kemarin Rusia menganeksasi empat wilayah pendudukan; Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson.

Namun, tentara Rusia dengan gigih merebut kembali beberapa kota dan memukul mundur pasukan Putin.

Berbagai sanksi juga dijatuhkan untuk menekan Rusia agar tidak mampu mendanai perangnya.

Namun, perang masih saja berkobar.

Rusia terus menggempur infrastruktur energi Ukraina.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-301: Zelensky akan Kunjungi Washington

Pejabat PBB sebut perang Rusia di Ukraina tidak masuk akal

Wakil Sekretaris Jendereal (Sekjen) urusan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Martin Griffiths menyebut serangan berkelanjutan Rusia telah menciptakan tingkat kebutuhan baru dalam perang yang tidak masuk akal.

Dilansir Al Jazeera, Griffiths mengatakan serangan Rusia telah menyebabkan jutaan orang tanpa akses ke panas, listrik, dan air.

"Hal tersebut memicu krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh perang," kata Griffiths.

Dalam perkembangan terbaru, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan kunjungan ke luar negeri untuk pertama kalinya sejak invasi Rusia ke negaranya.

Zelensky berterima kasih kepada pemerintahan Presiden Joe Biden dan memohon lebih banyak bantuan.

"Uang Anda bukanlah sedekah," ucap Zelensky, seperti dikutip The New York Times.

“Ini adalah investasi dalam … keamanan dan demokrasi global."

Dia juga menyoroti pertarungan dapat mencapai titik balik tahun depan.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-300, Putin Sebut Pertemuan dengan Presiden Belarusia Produktif

2. Kematian Mahsa Amini

Seorang pengunjuk rasa memegang potret Mahsa Amini selama demonstrasi mendukung Amini, seorang wanita muda Iran yang meninggal setelah ditangkap di Teheran oleh polisi moral Republik Islam, di jalan Istiklal di Istanbul pada 20 September 2022. Amini (22) saat itu melakukan kunjungan bersama keluarganya ke ibukota Iran ketika dia ditahan pada 13 September oleh unit polisi yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita, termasuk mengenakan jilbab di depan umum. Amini dinyatakan meninggal pada 16 September oleh televisi pemerintah setelah menghabiskan tiga hari dalam keadaan koma.
Seorang pengunjuk rasa memegang potret Mahsa Amini selama demonstrasi mendukung Amini, seorang wanita muda Iran yang meninggal setelah ditangkap di Teheran oleh polisi moral Republik Islam, di jalan Istiklal di Istanbul pada 20 September 2022. Amini (22) saat itu melakukan kunjungan bersama keluarganya ke ibukota Iran ketika dia ditahan pada 13 September oleh unit polisi yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita, termasuk mengenakan jilbab di depan umum. Amini dinyatakan meninggal pada 16 September oleh televisi pemerintah setelah menghabiskan tiga hari dalam keadaan koma. (OZAN KOSE / AFP)

Seorang wanita berusia 22 tahun asal Iran, Mahsa Amini menjadi korban kekerasan polisi moral karena diduga tidak mematuhi aturan hijab negara tersebut.

Amini diketahui menghembuskan napas terakhirnya di sebuah rumah sakit Iran.

Beberapa hari sebelumnya, Mahsa Amini ditahan oleh polisi moral dan menerima tindakan kekerasan sewaktu di penjara.

The Guardian melaporkan, sebelum insiden ini terjadi, Amini sedang bepergian dengan keluarganya dari Kurdistan menuju Teheran.

Baca juga: Wanita Iran Tewas Diduga Dipukuli Polisi Moral karena Langgar Hukum Hijab

Rferl, saksi mata melaporkan bahwa Amini dipukuli di mobil polisi dan tuduhan itu dibantah polisi.

Polisi kemudian mengatakan bahwa Amini menderita serangan jantung.

Sementara itu, keluarga Amini membantahnya dan mengatakan Amini mengalami koma setelah tiba di rumah sakit.

Mereka diberitahu oleh staf rumah sakit, Amini mati otak.

Foto-foto Amini terbaring di ranjang rumah sakit dalam keadaan koma dengan perban di sekitar kepalanya dan tabung pernapasan telah beredar di media sosial.

Baca juga: Iran Eksekusi Tahanan Pertama yang Lukai Penjaga Keamanan Selama Protes Kematian Mahsa Amini

Seorang wanita berusia 22 tahun, Mahsa Amini telah meninggal di sebuah rumah sakit Iran beberapa hari setelah ditahan oleh polisi moral rezim karena diduga tidak mematuhi peraturan hijab negara tersebut.
Seorang wanita berusia 22 tahun, Mahsa Amini telah meninggal di sebuah rumah sakit Iran beberapa hari setelah ditahan oleh polisi moral rezim karena diduga tidak mematuhi peraturan hijab negara tersebut. (Twitter)

Kematian Mahsa Amini membuat sejumlah massa turun ke jalan.

Ratusan demonstran berkumpul di Federal Plaza di Teheran, Iran pada Rabu (21/9/2022) malam.

"Kami mencoba menyampaikan pesan (kepada negara lain) di luar sana dan memberi tahu orang-orang apa yang terjadi di Iran," kata seorang demonstran.

"Mohon maklum, (kasus kematian) Mahsa Amini. (semua orang) Tahu namanya, tahu ceritanya, " terangnya, dikutip dari CBS News.

Protes kematian Mahsa Amini semakin berlarut-larut. Pada Oktober 2022, demo memasuki pekan ketiga.

Jumlah korban jiwa buntut unjuk rasa dilaporkan mencapai 92 orang pada Minggu (2/10/2022).

Situasi ini makin memburuk hingga memicu timbulnya kebrutalan dari pihak keamanan.

Baca juga: Duta Besar Rusia untuk PBB Kritik Tuduhan yang Sebut Moskow Gunakan Drone Iran di Ukraina

Iran tinjau ulang undang-undang hijab

Jaksa Agung Iran Mohammad Jafar Montazeri mengatakan parlemen dan kehakiman Iran sedang meninjau undang-undang wajib jilbab.

Parlemen Iran dan kehakiman sedang meninjau kebijakan undang-undang jilbab di Iran mulai Kamis (1/12/2022).

“Kami tahu Anda merasa sedih saat menyaksikan (wanita) tanpa hijab di kota-kota, apakah menurut Anda para pejabat diam tentang hal itu?" kata Montazeri.

"Sebagai seseorang yang bergerak di bidang masalah ini, saya katakan parlemen dan kehakiman bekerja, misalnya, baru kemarin kami mengadakan pertemuan dengan komisi kebudayaan parlemen," jelas Montazeri seperti dikutip CNN dari media Iran, ISNA.

Namun, Montazeri tidak merinci apa yang akan diubah dalam undang-undang tersebut.

"Anda akan melihat hasilnya dalam minggu depan atau dua minggu lagi,” lanjutnya.

Dia mengatakan pemerintah Iran sedang meninjau undang-undang kode pakaian yang diterapkan di negara itu dan perubahan sedang dipertimbangkan.

Bersamaan dengan itu, Pemerintah Iran sedang mempertimbangkan untuk membubarkan polisi agama Iran yang disebut Polisi Moralitas.

Baca juga: Murid yang Selamat dari Penembakan Texas Masih Alami Trauma, Belum Mau Lagi Main Video Games

3. Penembakan di Texas

Penembakan massal terjadi di SD Rpbb, Uvdale, Texas, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (25/5/2022) lalu.

Insiden terjadi sekitar pukul 11.30 waktu setempat.

Pihak berwenang mengatakan korban tewas sebanyak 19 siswa dan 2 guru.

Baca juga: Sosok Salvador Ramos, Remaja 18 Tahun yang Tembak Mati 19 Murid SD di Ruang Kelas Uvalde Texas AS

Salvador Ramos pelaku penembakan massal di Texas.
Salvador Ramos pelaku penembakan massal di Texas. (nypost.com/Instagram @salv8dor)

Gubernur Texas, Greg Abbott mengatakan pelaku Bernama Salvador Ramos berusia 18 tahun.

Pelaku penembakan di sebuah sekolah dasar di Texas, AS, Salvador Ramos dikenal "tidak ramah" menurut mantan rekan kerjanya.

Sementara itu, mantan teman sekelasnya mengklaim Ramos diintimidasi di sekolah, Mirror melaporkan.

Baca juga: Mantan Pacar Penembak SD di Texas Mengaku Sering Ketakutan, Sebut Salvador Ramos Bisa Sangat Kejam

Murid yang selamat mengalami trauma

Murid yang selamat dari penembakan di sebuah sekolah dasar di Texas menceritakan kengerian yang dirasakannya ketika sang pelaku membantai teman-teman dan gurunya.

Saat diwawancara, Daniel Garza (9) mengaku masih merasakan traumanya.

Dilansir ABC News, ketika tembakan terdengar, dia berlari ke pintu untuk mengunci ruang kelas.

Ruang kelas mereka berada di dekat ruangan tempat 19 siswa dan dua guru tewas.

Avila tertembak melalui kaca dan jatuh ke lantai, cerita Daniel kepada ABC News.

Namun sang guru masih bisa menyuruh murid-muridnya untuk tetap diam.

Guru itu mengatakan dia berpura-pura mati.

Baca lebih lanjut terkait:

Penembakan di Texas

Iran memanas ; Mahsa Amini

Konflik Rusia vs Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas