Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Badai Salju, Begini Dampak Suhu Dingin yang Ekstrem pada Tubuh Manusia

Suhu dingin yang ekstrem memicu pemadaman listrik hingga kematian bagi banyak orang.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ada Badai Salju, Begini Dampak Suhu Dingin yang Ekstrem pada Tubuh Manusia
AFP/OMAR HAJ KADOUR
Tenda-tenda yang tertutup salju di sebuah kamp untuk pengungsi Suriah, dekat kota Kafr Lusin, di perbatasan dengan Turki di provinsi barat laut Idlib saat badai salju melanda wilayah itu pada 13 Maret 2022 (Photo by Omar HAJ KADOUR / AFP) 

Hipotalamus, kelenjar di otak yang bertindak sebagai termostat tubuh, merangsang reaksi-reaksi ini untuk menjaga agar organ vital tubuh tetap hangat, setidaknya sampai menemukan semacam kehangatan dan perlindungan.

Misi hipotalamus adalah menjaga agar inti tubuh tetap hangat dengan segala cara.

Itulah mengapa tubuh manusia merasakan kesemutan pada jari tangan dan kaki saat berada dalam cuaca yang sangat dingin.

Hal itu karena tubuh menjaga darah hangatnya tetap dekat dengan pusat, menyempitkan supply darah di daerah luar seperti ujung anggota tubuh kita.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Akhir Tahun 2022, Pantai Kuta Abrasi hingga Prakiraan Gelombang Tinggi Pantai Selatan

Dalam cuaca yang sangat dingin, terutama jika tubuh telanjang dan tidak tertutup material apapun, maka efek ini dapat berakhir dengan kondisi radang dingin.

Aliran darah berkurang, kekurangan darah hangat dapat menyebabkan jaringan membeku dan pecah.

Namun bagaimana hewan berdarah panas lainnya yang hidup di iklim seperti itu dapat mengatasi kondisi ini?

Berita Rekomendasi

Hewan kutub ditutupi oleh mantel bulu musim dingin yang memerangkap udara hangat pada tubuh mereka.

Mereka juga memiliki lemak dalam jumlah besar, terkadang tebalnya mencapai beberapa inci. Lemak di badan mereka tidak mentransfer panas dengan baik, sehingga menyimpannya di dalam tubuh.

Sedangkan manusia, dengan kulit telanjang yang ditumbuhi sedikit bulu dan relatif memiliki sedikit lemak, tidak diciptakan untuk hidup pada lingkungan ini.

Namun sifat-sifat ini pun ditiru para ilmuwan di stasiun Antartika, mereka mengenakan pakaian berlapis-lapis yang memerangkap udara hangat di dekat tubuh seperti halnya bulu.

Masalah lain dengan jenis cuaca yang kini mempengaruhi AS adalah bahwa cuaca dingin yang intens dapat memutus kabel listrik karena berat es, sehingga memotong pasokan listrik.

Pipa yang tidak berinsulasi dapat membeku dan pecah.

Begitu pula dengan mobil, dengan titik beku bensin sekitar minus 60 derajat Celcius, namun oli sekitar minus 40 derajat Celcius.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas