Jokowi Wanti-wanti Cuaca Ekstrem Berdampak Buruk ke Ketahanan Pangan, Bos Bapanas Ungkap Strateginya
Saat ini untuk cadangan beras yang ada di gudang Perum Bulog berada di level 1 juta ton, angka tersebut menurutnya sudah berada dalam batas aman.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) merespon pernyataan Presiden Joko Widodo yang sebelumnya mewanti-wanti perubahan iklim akan memberikan dampak signifikan terhadap stok pangan, khususnya di Indonesia.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk mengamankan dan penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Hal ini sesuai mandat dalam beleid Perpres Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Baca juga: Berkaca Imbas Pandemi dan Perang, Menlu RI Ajak Negara Asia Tenggara Kerja Sama Ketahanan Pangan
Adapun komoditas pangan yang ditetapkan dalam CPP adalah beras, jagung, kedelai, bawang, cabai, daging unggas, telur unggas, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng, dan ikan.
Dalam hal ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan untuk menunjang tercapainya CPP adalah Perum Bulog dan PT Rajawali Nusantara Indonesia atau Holding BUMN Pangan (ID Food).
"Di situ sudah diatur. Beras, jagung, kedelai, kita berikan pada Bulog. Sisanya itu, 6 dari RNI atau ID Food beserta perusahaannya," ungkap Arief di Jakarta, Minggu (28/7/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Arief turut mengapresiasi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang telah memberikan kucuran dana pinjaman bagi BUMN di sektor pangan sebesar Rp28,7 triliun.
Pinjaman ini tentunya dalam rangka Penguatan CPP tahun 2024. Menurutnya, dengan adanya stok CPP yang kuat dan terjamin, tantangan pangan di tahun disebut dapat dilewati.
"Tentunya kita terima kasih kepada Bu Menteri Keuangan dan jajaran karena sudah memberikan penjaminan sekitar Rp28,7 triliun. Dan ini pembagiannya yang Rp5 triliun di ID Food, yang Rp23 triliun itu sisanya ada di Bulog," papar Arief.
Arief mengatakan, saat ini untuk cadangan beras yang ada di gudang Perum Bulog berada di level 1 juta ton. Angka tersebut menurutnya sudah berada dalam batas aman.
Untuk memperkuat cadangan, Arief juga telah memerintahkan Bulog untuk kembali menyerap beras dari dalam negeri sebanyak 600 ribu ton.
"Dan ini sekarang sudah mulai kelihatan, Bulog punya cadangan pangan di atas 1 juta ton terus stabil, walaupun kita sudah melakukan bantuan pangan, satu bulan kurang lebih 220 ribu ton sampai 240 ribu ton," papar Arief.
"Dan saya baru saja menugaskan kembali untuk menyerap dalam negeri sebanyak 600 ribu ton untuk meningkatkan cadangan pangan pemerintah baik komersial maupun CPP, supaya pada saat kita ganti tahun depan," pungkasnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia