Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Covid-19 di China Melonjak, Banyak Pekerja Terinfeksi, Pabrik dan Perusahaan Terpaksa Tutup

Pabrik dan perusahaan di China terpaksa tutup atau memangkas produksinya karena semakin banyak pekerja yang mengalami sakit.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kasus Covid-19 di China Melonjak, Banyak Pekerja Terinfeksi, Pabrik dan Perusahaan Terpaksa Tutup
AFP/JADE GAO
Orang-orang menunggu untuk menemui dokter di klinik demam darurat di sebuah stadion di tengah pandemi Covid-19 di Beijing pada 18 Desember 2022. Perekonomian China berada di bawah tekanan parah karena gelombang kasus baru virus corona (Covid-19) melanda seluruh negeri. Pabrik dan perusahaan juga terpaksa tutup atau memangkas produksinya karena semakin banyak pekerja yang mengalami sakit.(Photo by Jade GAO / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Perekonomian China berada di bawah tekanan parah karena gelombang kasus baru virus corona (Covid-19) melanda seluruh negeri.

Sejak ekonomi terbesar kedua di dunia itu secara drastis melonggarkan aturan pembatasan Covid pada awal bulan ini, belum ada data yang jelas terkait sejauh mana penyebaran virus ini di tingkat nasional.

Namun beberapa kota dan provinsi di negara itu mengatakan bahwa mereka melihat puluhan ribu kasus baru per hari.

Penyebaran infeksi yang cepat telah mendorong banyak orang harus berdiam di dalam rumah dan mengosongkan toko serta restoran.

Baca juga: Pemerintah China Mulai Distribusikan Obat Antivirus Pfizer untuk Menekan Kasus Covid-19

Pabrik dan perusahaan juga terpaksa tutup atau memangkas produksinya karena semakin banyak pekerja yang mengalami sakit.

"Jumlah orang di jalanan telah menurun tajam dari tingkat yang sudah tenang di seluruh negeri, itu akan mempengaruhi permintaan," kata analis dari Capital Economics dalam sebuah catatan penelitian pada pekan lalu.

Berita Rekomendasi

Dikutip dari laman CNN, Selasa (27/12/2022), perekonomian China telah berjuang saat negara itu secara tiba-tiba beralih dari kebijakan nol-Covid yang ketat.

Penjualan ritel mengalami kontraksi pada November lalu karena sistem penguncian (lockdown) yang meluas, dan jumlah pengangguran melonjak ke level tertinggi dalam waktu enam bulan.

Para pemimpin teratas baru-baru ini memberi isyarat bahwa mereka akan mengalihkan fokus kembali ke pertumbuhan tahun depan dan bertaruh pada pelonggaran pembatasan pandemi untuk mengangkat perekonomian.

Namun data statistik tidak terlihat menjanjikan.

Penjualan mobil dan rumah merosot dalam beberapa minggu pertama pada Desember ini.

Menurut statistik terbaru dari Asosiasi Mobil Penumpang China, produsen mobil menjual 946.000 kendaraan dari 1 Desember hingga 18 Desember lalu, angka ini turun 15 persen dari periode yang sama pada tahun lalu.

Menurut penyedia data keuangan China, Wind, pekan lalu, penjualan rumah berdasarkan luas lantai anjlok 44 persen di 30 kota terbesar dari pekan yang sama pada tahun lalu.

Baca juga: Covid-19 Melonjak Tajam di China, 37 Juta Orang Diduga Terinfeksi dalam Seminggu 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas