Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Produsen Obat Batuk Sirop India Setop Produksi Setelah Belasan Anak di Uzbekistan Meninggal Dunia

Kementerian Kesehatan Uzbekistan mengatakan setidaknya 18 anak di kota Samarkand meninggal dunia setelah mengonsumsi obat batuk sirop

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Produsen Obat Batuk Sirop India Setop Produksi Setelah Belasan Anak di Uzbekistan Meninggal Dunia
Shutterstock
Ilustrasi Obat Sirop. Perusahaan farmasi India Marion Biotech Pvt Ltd mengungkapkan telah menghentikan produksi obat batuk sirop Doc-1 Max, setelah 19 anak di Uzbekistan meninggal dunia usai mengonsumsi obat tersebut. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Perusahaan farmasi India Marion Biotech Pvt Ltd mengungkapkan telah menghentikan produksi obat batuk sirop Doc-1 Max, setelah 19 anak di Uzbekistan meninggal dunia usai mengonsumsi obat tersebut.

Regulator obat India pada hari ini, Kamis (29/12/2022), mengatakan telah memeriksa pabrik produksi Marion Biotech dan menjanjikan lebih banyak tindakan terkait laporan kematian anak-anak di Uzbekistan.

Tidak hanya itu, regulator obat India juga meninjau fasilitas perusahaan di kota Noida di negara bagian Uttar Pradesh dan secara teratur berhubungan dengan pemerintah Uzbekistan, kata kementerian kesehatan India dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Obat Sirup Buatan India Tewaskan 18 Anak di Uzbekistan

"Sampel obat batuk sirop telah diambil dari tempat pembuatan dan dikirim ke Laboratorium Pengujian Narkoba Regional, Chandigarh untuk diuji," ungkap kementerian kesehatan India, yang dikutip dari Reuters.

Kementerian Kesehatan Uzbekistan mengatakan pada Rabu (28/12/2022), setidaknya 18 anak di kota Samarkand meninggal dunia setelah mengonsumsi obat batuk sirop yang diproduksi oleh produsen obat India tersebut.

Sementara itu, seorang anak berusia satu tahun meninggal dunia setelah diberi obat batuk sirop selama lima hari, menurut laporan situs berita Uzbekistan Report.uz yang terbit hari ini, mengutip pernyataan kantor kejaksaan wilayah Qashqadaryo, Uzbekistan

Pejabat di wilayah Samarkand awalnya tidak melaporkan kematian tersebut ke kementerian kesehatan Uzbekistan, tambah laporan tersebut, mengutip keterangan menteri kesehatan negara itu Bekhzod Musayevand.

Berita Rekomendasi

Tujuh karyawan telah diberhentikan oleh kementerian Uzbekistan setelah penyelidikan atas masalah tersebut, dan tindakan disipliner diambil terhadap beberapa spesialis.

Tablet dan obat batuk sirop Doc-1 Max juga telah ditarik dari semua apotek, tambah kementerian Uzbekistan dalam pernyataannya pada Rabu.

Sirup tersebut mengandung zat beracun, etilen glikol, dan diberikan dalam dosis yang lebih tinggi dari dosis standar untuk anak-anak baik oleh orang tua mereka, yang mengira itu sebagai obat anti-cold, atau atas saran apoteker, kata kementerian Uzbekistan.

Kementerian bahan kimia dan pupuk India mengeluarkan perintah pada hari ini, untuk menetapkan spesifikasi dalam mengatur penjualan etilen glikol mulai akhir Maret 2023.

Baca juga: Banyak yang Ragukan Obat Sirup, Industri Farmasi Yakinkan Produknya Aman dari Cemaran EG dan DEG

Insiden kematian di Uzbekistan mengikuti insiden serupa lainnya di Gambia, yang memakan korban setidaknya 70 anak setelah mengonsumsi sirup obat batuk dan pilek yang diproduksi Maiden Pharmaceuticals Ltd yang berbasis di New Delhi. Namun, pemerintah India dan juga perusahaan itu telah membantah tuduhan tersebut.

India dikenal sebagai 'apotek dunia', dan telah menggandakan ekspor produk farmasi selama dekade terakhir, menyentuh 24,5 miliar dolar AS pada tahun fiskal lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas