63 Tentara Rusia Tewas dalam Serangan Ukraina di Donetsk, Kyiv Klaim Jumlah Korban Ratusan
Kremlin mengatakan 63 tentara Rusia tewas dalam serangan Ukraina di Donetsk. Namun, Kyiv mengklaim jumlah korban mencapai ratusan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan 63 tentaranya tewas dalam serangan Malam Tahun Baru Ukraina di barak darurat di Kota Makiivka, Donetsk.
Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan, militer Ukraina telah meluncurkan enam proyektil di pangkalan sementara di Kota Makiivka, Senin (2/1/2023).
Ukraina menggunakan sistem roket berpemandu HIMARS yang dipasok oleh Amerika Serikat.
Dua dari rudal ditembak jatuh oleh pertahanan udara Rusia.
Sementara empat rudal lainnya menghantam gedung.
Baca juga: Ukraina Balas Serangan Malam Tahun Baru Rusia, Enam Warga Donetsk dan Lugansk Meregang Nyawa
"Akibat serangan oleh empat rudal dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi di titik penempatan sementara, 63 prajurit Rusia tewas," kata Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari Al Jazeera.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, jumlah ini adalah yang terbanyak sejauh ini, meski jumlah korban jiwa sebenarnya mungkin lebih tinggi.
Pernyataan kementerian itu muncul setelah Departemen Komunikasi Strategis angkatan bersenjata Ukraina mengatakan 400 tentara Rusia tewas dan 300 lainnya luka-luka dalam serangan hari Minggu (1/1/2023).
Sebuah rekaman video selama pertempuran di Makiivka beredar di media sosial.
Terlihat sebuah sekolah kejuruan yang dikuasai Rusia berubah menjadi puing-puing yang membara.
Pihak berwenang Makiivka yang didukung Rusia di Donetsk juga mengakui adanya korban dari serangan itu.
Daniil Bezsonov, seorang pejabat Makiivka, mengatakan perguruan tinggi kejuruan itu dihantam oleh roket HIMARS satu menit setelah tengah malam pada hari Sabtu (31/12/2022).
“Ada yang tewas dan terluka,” kata Daniil Bezsonov di Telegram, Minggu (1/1/2023) dini hari.
“Jumlah pastinya masih belum diketahui. Bangunan itu sendiri rusak parah.”
Igor Girkin, mantan petugas Layanan Keamanan Federal yang membantu Rusia mencaplok semenanjung Laut Hitam Krimea pada 2014, mengatakan jumlah korban tewas dan terluka mencapai ratusan.
Ia mengatakan amunisi telah disimpan di gedung yang sama tempat para rekrutan itu ditampung.
“Ini bukan satu-satunya pengerahan personel dan peralatan (sangat padat) di zona penghancuran rudal HIMARS (buatan AS),” katanya di Telegram, Senin (2/1/2023).
Baca juga: Drone Selamat Tahun Baru 2023 Berbahasa Rusia Jatuh di Kyiv Ukraina, Disebut sebagai Hadiah
Ukraina akui serang Rusia di Makiivka
Staf Umum angkatan bersenjata Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan, pasukannya berada di balik serangan di Makiivka.
Ukraina mengklaim telah menewaskan 400 pasukan Rusia yang baru dimobilisasi dan 300 lainnya terluka.
"Hingga 10 unit peralatan militer musuh dari berbagai jenis dihancurkan dan dirusak," kata staf umum, dikutip dari Kyiv Post.
Ia menambahkan, penghitungan jumlah korban jiwa masih dalam penyelidikan.
Baik Rusia mau pun Ukraina tidak dapat memastikan jumlah yang sebenarnya.
Namun, jumlah koran sebenarnya mungkin dapat lebih tinggi.
Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan reruntuhan bangunan di Makiivka yang digunakan tentara Rusia sebagai barak.
Seorang blogger militer Rusia, Archangel Spetznaz menyebut serangan di Makiivka sangat mengerikan.
"Siapa yang punya ide untuk menempatkan personel dalam jumlah besar di satu gedung, di mana bahkan orang bodoh pun mengerti bahwa meskipun mereka menyerang dengan artileri, akan ada banyak yang terluka atau mati?" tulisnya, seperti dikutip The Guardian.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina