Puluhan Tentara Rusia Jadi Korban dalam Serangan Ukraina di Makiivka
Dua rudal yang diluncurkan militer Ukraina dilaporkan telah ditembak jatuh oleh pertahanan udara Rusia, namun empat rudal lainnya menghantam gedung.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Rusia mengatakan 63 tentaranya tewas dalam serangan malam tahun baru yang dilancarkan oleh Ukraina di barak darurat wilayah Donetsk.
Dalam sebuah pernyataan yang diungkapkan pada Senin (2/1/2023), Rusia mengungkapkan militer Ukraina telah meluncurkan enam proyektil di pangkalan sementara di kota Makiivka, Donetsk, menggunakan peluncur roket jarak jauh HIMARS yang dipasok Amerika Serikat.
Dua rudal yang diluncurkan militer Ukraina dilaporkan telah ditembak jatuh oleh pertahanan udara Rusia, namun empat rudal lainnya menghantam gedung.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-313: Kyiv Tembak Jatuh 45 Drone Shahed Buatan Iran
Melansir dari Al Jazeera, pernyataan tersebut muncul setelah Departemen Komunikasi Strategis angkatan bersenjata Ukraina mengatakan pada Minggu (1/1/2023) malam sekitar 400 tentara Rusia tewas dalam serangan itu dan 300 lainnya terluka.
Sebuah rekaman yang diposting online menunjukkan sebuah bangunan yang diduga adalah sekolah kejuruan di Makiivka yang dikuasai Rusia hancur menjadi puing-puing.
Belum dapat dikonfirmasi berapa banyak tentara yang tewas dalam serangan tersebut. Namun, jika perhitungan Ukraina benar maka jumlah korban tersebut akan menjadi salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan Rusia sejak Moskow menginvasi Kyiv pada 24 Februari.
Pihak berwenang Donetsk yang didukung Rusia juga mengakui adanya korban dalam serangan itu.
Seorang pejabat senior yang didukung Rusia di wilayah tersebut, Daniil Bezsonov, mengatakan sekolah kejuruan itu dihantam oleh roket HIMARS pada malam pergantian tahun baru 2023.
Baca juga: Tahun Baru, Langit Ukraina Diwarnai Drone Rusia
“Ada yang tewas dan terluka. Jumlah pastinya masih belum diketahui. Bangunan itu sendiri rusak parah,” kata Bezsonov pada Minggu malam dalam sebuah postingan di aplikasi perpesanan Telegram.
Igor Girkin, mantan petugas Layanan Keamanan Federal yang membantu Rusia mencaplok semenanjung Laut Hitam Krimea pada 2014 dan kemudian mengorganisir pasukan separatis pro-Rusia di Ukraina timur, mengatakan pada Senin bahwa “jumlah korban tewas dan terluka mencapai ratusan”.
Girkin, yang mengecam keras kegagalan militer Rusia di Ukraina, mengatakan amunisi telah disimpan di gedung yang sama dengan tempat para rekrutan ditampung.
“Ini bukan satu-satunya pengerahan personel dan peralatan (sangat padat) di zona penghancuran rudal HIMARS,” ujarnya.
Pengeboman Rusia
Serangan Ukraina itu dilaporkan terjadi setelah gelombang pemboman Rusia yang baru-baru ini terjadi di kota-kota Ukraina.
Moskow telah meluncurkan serangan malam di jam-jam awal tahun ini di daerah perkotaan yang terletak ratusan kilometer dari garis depan perang, termasuk Kyiv.
Setelah menembakkan serangkaian rudal pada Sabtu (31/12/2022), Rusia meluncurkan puluhan drone Shahed buatan Iran pada Minggu dan Senin.
Baca juga: Ukraina Balas Serangan Malam Tahun Baru Rusia, Enam Warga Donetsk dan Lugansk Meregang Nyawa
Ukraina mengatakan pada Senin bahwa mereka telah menembak jatuh 39 drone dalam gelombang serangan terbaru, termasuk 22 drone yang melintas di atas Kyiv.
Pejabat Ukraina mengatakan, pengeboman yang intensif adalah tanda keputusasaan Rusia karena kemampuan Ukraina untuk mempertahankan wilayah udaranya telah meningkat dengan dukungan militer yang berkelanjutan dari sekutu Baratnya.
"Sekarang mereka sedang mencari rute dan mencoba menyerang kami, tetapi taktik teror mereka tidak akan berhasil," kata kepala staf Presiden Volodymyr Zelenskyy, Andriy Yermak, di Telegram.
“Langit kita akan berubah menjadi perisai,” lanjutnya.
Zelenskyy pada Minggu memuji Ukraina karena menunjukkan rasa terima kasih kepada pasukan mereka dan satu sama lain, serta mengatakan upaya Rusia akan sia-sia.
“Drone, rudal, yang lainnya tidak akan membantu mereka karena kita bersatu. Mereka dipersatukan hanya oleh rasa takut,” kata Zelenskyy.
Sementara Rusia mengatakan serangannya, yang telah memadamkan listrik dan alat pemanas bagi jutaan warga Ukraina di musim dingin, bertujuan untuk mengurangi kemampuan Ukraina untuk berperang.
Baca juga: Drone Selamat Tahun Baru 2023 Berbahasa Rusia Jatuh di Kyiv Ukraina, Disebut sebagai Hadiah
Sedangkan pemerintah Ukraina mengatakan serangan itu tidak memiliki tujuan militer dan merupakan kejahatan perang yang dimaksudkan untuk merugikan warga sipil.
Perang Rusia di Ukraina, yang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, telah menewaskan puluhan ribu orang, mengusir jutaan orang Ukraina dari rumah mereka dan membuat sebagian besar Ukraina menjadi puing-puing.
Meskipun pertumpahan darah meningkat, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tidak akan berhenti dalam serangan tersebut, dan Moskow baru-baru ini menolak rencana perdamaian yang diajukan oleh Zelenskyy.
Proposal 10 poin Zelenskyy meminta Rusia untuk menghormati integritas teritorial Ukraina dan menarik semua pasukan Moskow dari negaranya.
Namun, Kremlin bersikeras Kyiv harus menerima aneksasi Rusia atas empat wilayah Ukraina yang sebagian diduduki, yaitu Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhia, yang secara sepihak diklaim Moskow sebagai miliknya pada September.
Rusia juga mengatakan Ukraina harus menerima kekalahan Krimea.