Jepang Mengutuk Keras Pengiriman Ribuan Tentara Korea Utara ke Rusia
Menlu Iwaya juga mengutuk penggunaan rudal dan amunisi oleh Rusia terhadap Ukraina.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya mengutuk keras pengiriman ribuan tentara Korea Utara (Korut) ke Rusia baru-baru ini.
"Kami mengutuk keras terkait peningkatan kerja sama militer antara DPRK (Korut) dan Rusia, termasuk pengiriman tentara DPRK dan pengadaan rudal balistik DPRK yang melanggar hukum oleh Rusia serta melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB (UNSCR)," tegas Menlu Takeshi Iwaya, Selasa (5/11/2024).
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-986: Ukraina Ejek Barat yang Diam saat Korea Utara Bantu Rusia
Menlu Iwaya juga mengutuk penggunaan rudal dan amunisi oleh Rusia terhadap Ukraina.
"Kami, Menteri Luar Negeri Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Republik Korea, Selandia Baru, Inggris, Amerika Serikat, dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa menyampaikan kekhawatiran mendalam mengenai pengerahan pasukan DPRK ke Rusia, yang berpotensi digunakan di medan perang melawan Ukraina," kata Menlu Iwaya.
Diketahui ribuan pasukan DPRK telah dikerahkan ke Rusia.
Dukungan langsung DPRK terhadap perang agresi Rusia terhadap Ukraina, selain menunjukkan upaya putus asa Rusia untuk mengganti kerugiannya, akan menandai perluasan konflik yang berbahaya, dengan konsekuensi serius bagi perdamaian dan keamanan Eropa dan Indo-Pasifik.
"Hal ini jelas akan menjadi pelanggaran lebih lanjut terhadap hukum internasional, termasuk prinsip-prinsip paling mendasar dari Piagam PBB," ujarnya.
Tentara DPRK yang menerima atau memberikan pelatihan atau bantuan lain yang terkait dengan penggunaan rudal balistik atau senjata merupakan pelanggaran langsung terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB 1718, 1874, dan 2270.
Baca juga: Keterlibatan Korut di Perang Rusia Dibarter dengan Duit 263,4 juta Per Tahun dan 700 Ribu Ton Beras
"Kami juga sangat prihatin dengan potensi transfer teknologi nuklir atau rudal balistik dari Rusia ke DPRK yang melanggar UNSCR yang relevan," ujarnya.
"Kami mendesak DPRK berhenti memberikan bantuan kepada perang agresi Rusia."
Menlu Iwaya juga menegaskan kembali komitmen teguh Jepang untuk mendukung Ukraina saat negara itu mempertahankan kebebasan, kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorialnya.
"Kami bekerja sama dengan mitra internasional kami untuk memberikan tanggapan terkoordinasi terhadap perkembangan baru ini," kaya Iwaya.
Sementara itu bagi para pengusaha UKM Handicraft Indonesia dan pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dan Handicraft dengan mengirimkan email ke: tkyjepang@gmail.com Subject: WAG Pecinta Jepang/Handicraft. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsapp.