Bikin Rusia Meradang, Jepang Kerahkan Ratusan Tentara dan Rudal Supersonik ke Pulau Hokkaido
Rusia kini berseteru dengan Jepang, setelah Jepang mengumumkan rencananya mengerahkan ratusan militer di Pulau Hokkaido
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Hubungan Rusia dan Jepang kini memanas setelah Jepang mengumumkan rencananya mengerahkan ratusan pasukan militer di Pulau Hokkaido yang hanya berjarak 1.000 kilometer dari perbatasan dengan Rusia di Timur Jauh.
Jepang mengguyurkan dana 320 miliar dolar AS untuk menyokong anggaran pertahanan di tahun fiskal 2023.
Jumlah tersebut melonjak jauh bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bahkan anggaran tersebut menjadikan Jepang sebagai negara pembelanja militer terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan China.
Dengan anggaran tersebut rencananya Jepang akan turut mengerahkan rudal supersonik di Pulau Hokkaido yang berbatasan langsung dengan Kepulauan Kirin Rusia.
Rusia Siap Menyerang
Usai Jepang membocorkan rencana tersebut, Pemerintah Rusia langsung menentang keputusan itu.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Andrey Rudenko menegaskan akan menyerang Jepang apabila mereka nekat menerjunkan militernya ke kawasan tersebut.
“Jika praktik seperti itu berlanjut, kami akan dipaksa untuk menerapkan tindakan pembalasan yang tepat untuk memblokir ancaman militer yang dihadapi Rusia," ujar diplomat Rudenko.
Mengutip dari Tass, gertakan tersebut dilontarkan Rusia lantaran militerisasi yang dilakukan Jepang berpotensi mengganggu ketentraman dan keamanan kawasan Rusia di tengah panasnya invasi antara Kiev dan Moskow.
Selain itu tindakan yang dilakukan Jepang juga dianggap dapat memprovokasi tantangan keamanan baru serta memicu eskalasi ketegangan di wilayah Asia Pasifik.
Baca juga: Kaisar Jepang Naruhito Sampaikan Salam Tahun Baru Pertamanya ke Publik Sejak 2020
Memanasnya hubungan antara Jepang dan Rusia mulai terjadi sejak perang dunia ke II, akan tetapi hubungan keduanya kian merenggang setelah Rusia menarik diri dari pembicaraannya dengan Jepang pada Maret tahun lalu, tepatnya usai Jepang menjatuhkan sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina.
Tokyo menggap tindakan yang dilakukan Moskow tidak dapat diterima, alasan ini yang kemudian mendorong Jepang untuk kembali menyerukan langkah militerisasi ke kawasan perbatasannya.
Baca juga: Kasus Flu Burung di Jepang Naik, Tembus Rekor Tertinggi
Meski peluncuran ratusan militer di pulau Hokkaido masih dalam tahap wacana, namun Kremlin berjanji akan menyiapkan tindakan balasan jika ancaman dari Tokyo semakin besar.
"Kami memperingatkan bahwa, jika praktik ini berlanjut, kami akan terpaksa menempuh tindakan balasan yang proporsional untuk menghalau ancaman militer ke Rusia," kata Rudenko.