Pasukan Israel Bunuh 3 Warga Palestina di Tepi Barat
Pasukan Israel membunuh tiga warga Palestina pada Kamis (12/1/2023) saat serangan mematikan di wilayah pendudukan berlanjut.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel membunuh tiga warga Palestina pada Kamis (12/1/2023).
Insiden ini berlangsung saat serangan mematikan di wilayah pendudukan berlanjut.
Dikutip Al Jazeera, Habib Kamil (25) dan Abdulhadi Nazal (18) ditembak mati oleh pasukan Israel selama serangan di Kota Qabatiya.
Kota tersebut berada dekat Kota Jenin di Tepi Barat utara, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Militer Israel mengatakan tentara telah melakukan penangkapan dan penyitaan senjata di seluruh Tepi Barat.
"Pasukan melepas tembakan dan kerusuhan kekerasan meletus," katanya.
Baca juga: Pasukan Israel Tembak Mati 2 Pria Palestina di Kota Jenin Tepi Barat
Israel Bunuh Pria Palestina
Sebelumnya, Tentara Israel membunuh seorang pria Palestina saat berdiri di atap rumahnya selama serangan di sebuah kamp pengungsi di Yerusalem Timur yang diduduki, menurut pejabat Palestina.
Sameer Aslan (41) dinyatakan meninggal pada Kamis (12/1/2023) dini hari oleh kementerian kesehatan Palestina.
Dikatakan bahwa Aslan ditembak di dada di kamp pengungsi Qalandiya.
Para pejabat mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Aslan ditembak oleh penembak jitu Israel.
Penembakan itu terjadi saat Aslan berdiri bersama anggota keluarga lainnya di atap rumah mereka menyaksikan penggerebekan itu.
Dia terbunuh sekitar 10 menit setelah putranya yang berusia 17 tahun, Ramzi, ditangkap oleh tentara Israel dari rumah mereka.
Aslan merupakan ayah dari delapan anak.
Baca juga: Tentara Israel Bunuh 3 Warga Palestina dalam Serangan di Tepi Barat
Video yang dibagikan oleh penduduk dan media lokal, diverifikasi oleh Al Jazeera menunjukkan Aslan tergeletak di tanah dikelilingi oleh tentara Israel.
Pasukan Israel menangkap sedikitnya 18 orang dari kamp selama penggerebekan, menurut Fayyaleh dan Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS).
Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan di kamp tersebut dilakukan sebagai bagian dari kampanye "Break the Wave".
Kamp pengungsi, dibangun pada tahun 1949, sekarang berada di Yerusalem Timur dan Area C, di bawah kendali penuh militer Israel.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)