Sri Lanka Pangkas Jumlah Personel Militer hingga 65 Ribu Orang, Imbas Krisis Ekonomi
Sri Lanka pangkas jumlah personel militer hingga 65 ribu orang, imbas krisis ekonomi. Personel militer Sri Lanka membludak dan gajinya terlalu besar.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
Total pengeluaran untuk sektor pertahanan Sri Lanka memuncak pada tahun 2021, sebesar 2,31 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Namun turun menjadi 2,03 persen tahun lalu.
Baca juga: Masih Dihantui Krisis Ekonomi, Sri Lanka Negosiasikan Lagi Pakta Perdagangan dengan3 Negara
Krisis Ekonomi di Sri Lanka
Sri Lanka masih belum pulih dari berbulan-bulan kekurangan makanan dan bahan bakar yang membuat kehidupan masyarakatnya sengsara.
Presiden Ranil Wickremesinghe telah menaikkan pajak, dikutip dari Wio News.
Ia juga memberlakukan pemotongan pengeluaran yang keras untuk memperlancar pengesahan bailout Dana Moneter Internasional, yang diharapkan menyusul gagal bayar utang pemerintah.
Perekonomian Sri Lanka menyusut sekitar 8,7 persen tahun lalu karena masyarakat mengalami pemadaman listrik yang lama, antrian panjang untuk bensin, rak supermarket yang kosong, dan inflasi yang tak terkendali.
Krisis memuncak pada bulan Juli 2022, ketika pengunjuk rasa yang marah karena krisis menyerbu kediaman resmi Presiden Gotabaya Rajapaksa yang menjabat saat itu.
Gotabaya melarikan diri sebentar dari negara itu dan mengajukan pengunduran dirinya dari luar negeri.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Sri Lanka