Peru Umumkan Keadaan Darurat di Lima selama 30 Hari, Imbas Protes Pendukung Pedro Castillo
Peru umumkan keadaan darurat di Lima selama 30 hari, imbas protes pendukung Pedro Castillo yang telah menewaskan 49 orang selama demonstrasi.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Di antara yang tewas adalah seorang polisi yang diserang dan dibakar sampai mati oleh sekelompok pengunjuk rasa.
Peru telah dilanda ketidakstabilan politik dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Presiden Peru Pedro Castillo Dicopot dari Jabatannya karena Upaya Kudeta terhadap Konstitusi
Presiden Peru Dina Boluarte Menolak Mundur
Dina Boluarte adalah orang keenam yang memegang kursi kepresidenan dalam lima tahun terakhir.
Ia bersikeras tidak akan mundur dalam pidatonya yang disampaikan larut malam di TV pemerintah, Jumat (13/1/2023).
“Beberapa suara yang datang dari faksi kekerasan dan radikal meminta pengunduran diri saya, memprovokasi penduduk ke dalam kekacauan, kekacauan dan kehancuran,” kata Dina Boluarte, seperti diberitakan Al Jazeera.
“Saya tidak akan mengundurkan diri. Komitmen saya adalah dengan Peru.”
Dalam pidatonya, Dina Boluarte menyayangkan aksi protes yang terkadang berubah menjadi kekerasan.
“Saya tidak bisa berhenti mengulangi penyesalan saya atas kematian orang Peru dalam protes ini,” katanya.
“Saya minta maaf atas situasi ini.”
Namun, dia menolak kemungkinan mengadakan majelis konstitusi seperti yang diminta oleh pengunjuk rasa.
Ia mengambil contoh pada kesulitan yang dialami tetangga Peru, Chili, dalam menyusun dan menyetujui konstitusi baru.
“Itu tidak bisa terjadi dalam semalam,” kata Dina Boluarte.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Pedro Castillo