Pesawat ATR-72 Yeti Airlines Jatuh di Nepal Renggut Nyawa 68 Penumpang
Setidaknya 68 orang tewas setelah sebuah pesawat jatuh di dekat kota Pokhara di Nepal tengah hari Minggu.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KATHMANDU - Setidaknya 68 orang tewas setelah sebuah pesawat jatuh di dekat kota Pokhara di Nepal tengah pada hari ini, Minggu (15/1/2023).
Melansir dari CNN, pesawat ATR-72 yang dioperasikan oleh Yeti Airlines Nepal membawa 72 orang, yang terdiri dari empat orang awak dan 68 penumpang, kata juru bicara Yeti Airlines Sudarshan Bartaula.
Penumpang pesawat terdiri dari 37 pria, 25 wanita, tiga anak-anak dan tiga bayi, menurut laporan dari otoritas penerbangan sipil Nepal.
Sekretaris bersama Kementerian Dalam Negeri Nepal, Faninda Manis Pokharel, mengungkapkan proses pencarian masih berlanjut untuk menemukan delapan penumpang terakhir.
Namun kemungkinan mereka ditemukan dalam keadaan hidup sangat kecil. Seorang pejabat setempat sebelumnya mengungkapkan harapan bahwa beberapa orang yang selamat dapat ditemukan.
Insiden jatuhnya pesawat hari ini adalah kecelakaan paling mematikan ketiga dalam sejarah Nepal, menurut data dari Aviation Safety Network. Insiden lainnya di mana lebih banyak orang tewas terjadi pada bulan Juli dan September 1992.
Kecelakaan tersebut melibatkan pesawat yang dijalankan oleh maskapai penerbangan Thai Airways dan Pakistan International yang masing-masing menyebabkan 113 dan 167 orang tewas.
Otoritas penerbangan sipil Nepal mengatakan 53 penumpang dan keempat awak pesawat tersebut adalah orang Nepal. Lima belas warga negara asing juga ikut dalam pesawat tersebut, yaitu lima orang dari India, empat orang Rusia, dan dua orang Korea. Sisanya adalah warga negara Australia, Argentina, Prancis, dan Irlandia.
Pesawat itu terbang dari ibu kota Nepal, Kathmandu ke Pokhara, kota terpadat kedua di negara itu, lapor media pemerintah The Rising Nepal. Pokhara terletak sekitar 129 kilometer atau 80 mil di sebelah barat Kathmandu.
Baca juga: Kecelakaan Pesawat Yeti Airlines Nepal di Pokhara, 40 Penumpang Meninggal Dunia
Pesawat tersebut dilaporkan terakhir melakukan kontak dengan bandara Pokhara sekitar pukul 10.50 waktu setempat, sekitar 18 menit setelah lepas landas.
Kemudian pesawat turun di Ngarai Sungai Seti di dekatnya. Responden pertama dari Angkatan Darat Nepal dan berbagai departemen kepolisian telah dikerahkan ke lokasi kecelakaan dan sedang melakukan operasi penyelamatan, kata otoritas penerbangan sipil Nepal dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri Nepal Pushpa Kamal Dahal mengatakan dia "sangat sedih dengan kecelakaan yang menyedihkan dan tragis itu."
Baca juga: Powerbank Terbakar di Kabin Pesawat Scoot Airlines, Dua Penumpang Alami Luka Bakar
“Saya dengan tulus memohon kepada personel keamanan, semua lembaga pemerintah Nepal, dan masyarakat umum untuk memulai penyelamatan yang efektif,” tulis Dahal di Twitter.
Yeti Airlines dari Nepal mengatakan pihaknya membatalkan semua penerbangan reguler pada Senin (16/1/2023) untuk menghormati dan mengenang para korban kecelakaan tersebut.
Nepal, yang menjadi rumah bagi delapan dari 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk Everest, memiliki rekor kecelakaan udara. Cuaca di negara itu dapat berubah tiba-tiba dan landasan udara biasanya terletak di daerah pegunungan yang sulit dijangkau.
Baca juga: Mata-matai Aktivitas Militer Rusia, NATO Kirim Tiga Pesawat Pengintai ke Kawasan Perbatasan
Pada Mei tahun lalu, penerbangan Tara Air yang membawa 22 orang menabrak gunung Himalaya di ketinggian sekitar 14.500 kaki. Itu adalah kecelakaan pesawat ke-19 di negara itu dalam 10 tahun dan kecelakaan fatal ke-10 selama periode yang sama, menurut data Aviation Safety Network .
Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan hari ini adalah ATR 72-500, turbojet twin-prop yang sering digunakan di kawasan Asia-Pasifik. Pesawat yang dibuat oleh ATR, sebuah kemitraan bersama antara perusahaan aeronautika Eropa Airbus dan Leonardo, biasanya memiliki reputasi yang baik.
Namun, mereka telah terlibat dalam kecelakaan pesawat sebelumnya. Dua ATR 72 yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Taiwan Transasia mengalami kecelakaan maut pada Juli 2014 dan Februari 2015. Kecelakaan kedua mendorong otoritas Taiwan menghentikan sementara operasi semua ATR 72 yang terdaftar di pulau itu.
Secara total, berbagai model ATR 72 telah terlibat dalam 11 insiden fatal sebelum kecelakaan hari ini di Nepal, menurut Aviation Safety Network.