Mantan Anggota FBI Ditahan Usai Dituduh Kerja Sama dengan Oligarki Rusia
McGonigal dibebaskan dengan jaminan sebesar 500 ribu dolar AS, setelah penangkapannya selama akhir pekan kemarin.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Seorang mantan pejabat tinggi Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) pada Senin (23/1/2023) didakwa atas tuduhan bersekongkol dengan oligarki Rusia Oleg Deripaska.
Dikutip dari Reuters, Charles McGonigal, yang memimpin divisi kontra intelijen FBI di New York sebelum pensiun pada 2018, mengaku tidak bersalah atas empat dakwaan pidana, termasuk pelanggaran sanksi dan pencucian uang pada sidang di pengadilan federal Manhattan, Amerika Serikat.
McGonigal dibebaskan dengan jaminan sebesar 500 ribu dolar AS, setelah penangkapannya selama akhir pekan kemarin.
Baca juga: FBI: Grup Peretas Korea Utara Lazarus Group dan APT38 Curi Kripto AS Senilai Rp1,4 Triliun
Jaksa AS mengatakan pria berusia 54 tahun itu pada 2021 menerima pembayaran tersembunyi dari Deripaska, yang dikenai sanksi pada 2018, sebagai imbalan untuk menyelidiki oligarki saingan Deripaska.
McGonigal juga melakukan lobi agar sanksi terhadap Deripaska dicabut pada 2019, namun tidak berhasil.
Sanksi "harus ditegakkan secara setara terhadap semua warga AS agar berhasil", kata Asisten Direktur FBI Michael Driscoll dalam sebuah pernyataan.
"Tidak ada pengecualian bagi siapa pun, termasuk mantan pejabat FBI," tambahnya.
Secara terpisah pada Senin, jaksa federal di Washington mengatakan McGonigal menerima uang tunai 225 ribu dolar AS dari mantan anggota dinas intelijen Albania, yang telah menjadi sumber dalam penyelidikan lobi politik asing yang diawasi McGonigal.
McGonigal menghadapi sembilan dakwaan dalam kasus itu, termasuk membuat pernyataan palsu untuk menyembunyikan hubungannya dengan orang tersebut dari FBI.
"Ini jelas merupakan hari yang menyusahkan bagi Tuan McGonigal dan keluarganya," kata pengacara McGonigal, Seth DuCharme kepada wartawan setelah sidang di Manhattan.
"Kami akan meninjau buktinya, kami akan memeriksanya dengan cermat, dan kami sangat percaya pada Tuan McGonigal," ungkapnya.
Deripaska, pendiri perusahaan aluminium Rusia, Rusal, termasuk di antara dua lusin oligarki Rusia dan pejabat pemerintah yang masuk daftar hitam Washington pada 2018 sebagai reaksi atas dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS pada 2016.
Dia dan Kremlin membantah adanya campur tangan terhadap pemilu AS.
Selain McGonigal, Sergey Shestakov, mantan diplomat Soviet yang kemudian menjadi warga negara AS dan penerjemah bahasa Rusia untuk pengadilan dan lembaga pemerintah AS, juga ikut didakwa.
Jaksa mengatakan Shestakov bekerja sama dengan McGonigal untuk membantu Deripaska dan membuat pernyataan palsu kepada penyelidik.
Shestakov mengaku tidak bersalah pada persidangan Senin dan dibebaskan dengan jaminan 200 ribu dolar AS.
Penegakan sanksi adalah bagian dari upaya AS untuk menekan Moskow agar menghentikan perangnya di Ukraina, yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus".
Deripaska didakwa pada September lalu karena melanggar sanksi yang dikenakan padanya, dengan mengatur agar anak-anaknya lahir di Amerika Serikat.
Bulan berikutnya, pengusaha Inggris Graham Bonham-Carter didakwa berkonspirasi untuk melanggar sanksi dengan mencoba memindahkan karya seni Deripaska keluar dari Amerika Serikat.
Atas kasus tersebut Deripaska bebas, dan Bonham-Carter menentang ekstradisi ke Amerika Serikat.