Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profesor Jepang Setuju Penurunan Status Covid-19 ke Level 5, Tapi Tetap Perlu Kehati-hatian

Anggota subkomite setuju dengan kebijakan pemerintah untuk mengubah status virus corona (Covid-19) menjadi Level 5 pada bulan Mei 2023.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Profesor Jepang Setuju Penurunan Status Covid-19 ke Level 5, Tapi Tetap Perlu Kehati-hatian
Foto NHK
Profesor Shigeru Omi mengatakan bahwa semua anggota subkomite setuju dengan kebijakan pemerintah untuk mengubah status virus corona (Covid-19) menjadi Level 5 pada bulan Mei 2023. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Profesor Shigeru Omi mengatakan bahwa semua anggota subkomite setuju dengan kebijakan pemerintah untuk mengubah status virus corona (Covid-19) menjadi Level 5 pada bulan Mei 2023.

Diketahui berdasarkan Undang-Undang Penyakit Menular, status level 5 diibaratkan sama dengan penanganan penyakit flu.

Namun banyak anggota subkomite juga menekankan pendapat bahwa virus corona terus berubah dan bahwa kehati-hatian diperlukan.

"Jika terjadi mutasi yang sangat memperkuat patogenisitas, atau situasi terjadi di mana tekanan medis terjadi tidak peduli seberapa keras kita mencoba, bahkan jika adalah varian Omicron yang sama, saya pikir perlu untuk meninjau tanggapan tersebut dengan serius," papar Profesor Shigeru Omi, Ketua Subkomite Pemerintah Jepang mengenai penyakit menular.

Baca juga: Departemen Store Jepang Pulih 90 Persen Seperti Sebelum Bencana Covid-19

"Untuk langkah-langkah kedepan, sebagai tanggapan atas permintaan seragam dari pemerintah pusat dan daerah, tetapi mulai sekarang, dengan suara bulat bahwa individu dan kelompok akan secara proaktif memilih sesuai dengan risiko masing-masing," katanya.

Selain itu, menurutnya perlu untuk memberikan pertimbangan pendidikan kepada orang-orang yang rentan terhadap penyakit parah dan mereka yang tidak ingin terinfeksi serta orang tua dan anak-anak kecil.

BERITA REKOMENDASI

Profesor Omi menjelaskan bahwa semua orang setuju bahwa penting untuk tidak membuat langkah-langkah semata-mata tanggung jawab individu, seperti menciptakan lingkungan di mana orang-orang yang merasa tidak sehat dapat dengan nyaman mengambil cuti dari pekerjaan.

"Saya ingin menunjukkan kepada masyarakat sebagai seorang ahli mengenai cara berpikir yang dapat digunakan untuk membuat keputusan," ujarnya.

"Pertimbangan diperlukan, dan itu tidak cukup untuk membuat semua keputusan individu, tetapi saya ingin Anda mempertimbangkan risiko infeksi, status infeksi, dan dampak infeksi pada orang-orang yang berada di tempat itu."

Baca juga: Gas dan Rem Presiden Jokowi Tangani Pandemi Covid-19 di Tanah Air

"Sebagai seorang ahli, saya ingin meringkas dan menyajikan isi spesifik dari cara berpikir yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian seperti itu," katanya.

Omi akan merangkum langkah-langkah yang akan diambil dalam situasi tertentu yang dapat digunakan sebagai referensi untuk pengendalian infeksi Covid-19.

Sementara itu untuk info lengkap terkait beasiswa, upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif serta belajar gratis di sekolah bahasa Jepang, silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas