Presiden Turki Erdogan Minta Swedia Ekstradisi 120 Militan Kurdi jika Ingin Gabung NATO
Presiden Turki Erdogan minta Swedia ekstradisi 120 militan Kurdi jika ingin gabung NATO. Erdogan juga menyinggung pembakaran Al Quran di Stockholm.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Swedia memenuhi tuntutannya untuk mengekstradisi militan Kurdi dari Swedia ke Turki, jika ingin bergabung dengan NATO.
Dia mengkritik penolakan Swedia untuk mengekstradisi puluhan orang yang diduga terkait dengan kelompok militan Kurdi dan pengkritik lain terhadap pemerintahannya.
"Jika Anda benar-benar ingin bergabung dengan NATO, Anda akan mengembalikan para teroris ini kepada kami," kata Erdogan, dikutip dari Al Jazeera.
Komentarnya muncul beberapa hari setelah Turki menangguhkan pembicaraan untuk menerima Finlandia dan Swedia sebagai anggota NATO.
Langkah itu dipicu oleh serangkaian protes kontroversial di Stockholm, termasuk satu salinan Alquran yang dibakar.
Baca juga: Rasmus Paludan Kembali Bakar Salinan Alquran di Dekat Masjid dan Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen
Pejabat Swedia mengutuk protes tersebut, namun membela undang-undang kebebasan berbicara di Swedia.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, Swedia dan Finlandia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO tahun 2022 lalu.
Permohonan mereka harus disetujui dengan suara bulat oleh semua anggota NATO saat ini, namun Turki dan Hongaria gagal meratifikasi tawaran mereka.
Baca juga: Awal Mula Pembakaran Al Quran di Swedia: Demonstran Anti Turki Tak Ingin Swedia Gabung NATO
Turki Minta Swedia Mengekstradisi Militan Kurdi
Erdogan mengatakan telah memberitahu Swedia tentang apa yang harus mereka lakukan jika ingin bergabung dengan NATO.
"Kami memberikan daftar 120 orang kepada Swedia dan meminta mereka untuk mengekstradisi para teroris itu ke negara mereka," kata Erdogan, dikutip dari TASS.
"Jika Anda tidak mengekstradisi mereka, maka maaf tentang itu," lanjutnya.
Pada hari Senin (30/1/2023), Erdogan mengatakan Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan dari Turki untuk tawaran keanggotaan NATO setelah demonstrasi anti-Turki di Stockholm.
Turki Pertimbangkan Finlandia dan Ancam Blokir Swedia
Dalam pidatonya, Erdogan menyarankan Turki sekarang mungkin memberikan tanggapan yang berbeda mengenai Finlandia.
“Jika perlu, kami dapat mengirim pesan berbeda ke Finlandia jika tidak mengulangi kesalahan yang sama (seperti Swedia dengan penodaan Alquran),” katanya dalam pertemuan dengan pemuda yang disiarkan oleh saluran TRT.
"Swedia akan terkejut ketika itu terjadi," lanjutnya.
Baca juga: Murka Alquran Dibakar, Erdogan: Swedia Tak Perlu Andalkan Dukungan Turki Demi Gabung dengan NATO
Swedia memiliki diaspora Kurdi yang lebih besar daripada Finlandia, dan pembicaraannya dengan Turki mengenai keanggotaan NATO telah memanas.
Turki telah meminta Swedia untuk menjauhkan diri dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa.
Sebagai tanggapan, Swedia menyetujui amandemen konstitusi yang memungkinkannya membuat undang-undang anti-teror yang lebih keras yang diminta oleh Turki.
Baik Swedia dan Finlandia juga telah mencabut larangan penjualan peralatan militer ke Turki, yang diberlakukan setelah intervensi militer Turki di Suriah pada 2019.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan