Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

28 Orang Tewas dalam 2 Serangan di Burkina Faso, Termasuk Tentara dan Warga Sipil

28 orang tewas dalam 2 serangan di Burkina Faso, termasuk tentara dan warga sipil. Aksi terorisme di Afrika barat semakin meningkat.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in 28 Orang Tewas dalam 2 Serangan di Burkina Faso, Termasuk Tentara dan Warga Sipil
Twitter
Ilustrasi teroris di Burkina Faso - Terjadi penyerangan massal di Burkina Faso yang menewaskan puluhan tentara dan warga sipil. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah 28 orang, termasuk tentara dan warga sipil, tewas dalam dua serangan oleh penyerang bersenjata di Burkina Faso, sebuah negara di Afrika Barat.

Tentara Burkina Faso mengatakan unit tempur di Falagountou diserang dan 10 tentara pada Senin (30/1/2023).

Dua pejuang dari pasukan sukarelawan dan seorang warga sipil tewas.

Tentara mengatakan 15 mayat penyerang ditemukan setelah serangan itu, dikutip dari Al Jazeera.

Peristiwa itu terjadi setelah serangan maut di wilayah Cascades.

Baca juga: Sulit Listrik, Afrika Selatan Diharapkan Tetap Masuk Agenda Balapan MotoGP 2023

Serangan di Cascades

Serangan di Falagountou terjadi sehari setelah penembakan massal di Cascades, Burkino Faso pada Minggu (29/1/2023).

BERITA REKOMENDASI

Dalam pernyataan terpisah, Gubernur wilayah Cascades, Jean Charles dit Yenapono Some mengatakan 15 mayat pria yang merupakan warga sipil ditemukan dalam serangan itu.

Gubernur mengatakan orang-orang bersenjata telah menghentikan dua kendaraan pengangkut yang membawa delapan perempuan dan 16 laki-laki.

Wanita dan satu pria dibebaskan.

“Pada 30 Januari ini, jenazah para korban yang menunjukkan tanda-tanda terkena peluru ditemukan di dekat desa Linguekoro,” kata gubernur dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters.

Tentara Burkina Faso
Tentara Burkina Faso (Africa Archives)

Baca juga: Toyota Siapkan Strategi untuk Tetap Tumbuh di 2023, Bakal Tambah Negara Tujuan Ekspor di Afrika

Pembunuhan Massal di Burkina Faso


Pembunuhan terbaru terjadi ketika Burkina Faso memerangi kelompok bersenjata yang terkait dengan al-Qaeda dan ISIL yang telah menduduki sebagian besar pedesaan di utara.

Kelompok ekstremis itu mengeksekusi ratusan penduduk desa dan menggusur hampir 2 jutaan orang.

Para militan telah memblokade kota dan desa, memperburuk krisis pangan.

Lebih dari sepertiga wilayah Burkina Faso sekarang berada di luar kendali pemerintah.

Situasi ini terjadi di tengah ketegangan Burkina Faso dan Prancis.

Prancis telah memerangi kelompok pemberontak yang sama di wilayah Sahel.

Kekerasan yang meningkat di Burkina Faso telah membuat tegang hubungan antara kekuatan kolonial sebelumnya dan warga Burkina Faso. 

Ilustrasi jenazah
Ilustrasi jenazah (www.grid.id)

Baca juga: Studi: Afrika Punya Potensi Hidrogen Hijau Senilai 1,06 Triliun Dolar AS

Sebelumnya, pembunuhan massal juga terjadi di Burkino Faso pada 11 Januari 2023, dikutip dari The Defense Post.

Serangan itu terjadi sekitar malam hari Rabu (11/1/2023) di desa Goulgountou di wilayah Sahel Burkina, ketika para teroris tiba dengan sepeda motor dan menggiring jemaah ke dalam masjid.

“Mereka memisahkan wanita, anak-anak dan orang tua dan kemudian berkhotbah untuk mencoba meyakinkan jamaah agar meninggalkan keyakinan mereka.

Awalnya, teroris itu berdiskusi dengan imam.

Namun, imam menolak dieksekusi.

Teroris mencoba membunuhnya, namun sang imam melawan.

Seorang penduduk setempat mengatakan sang imam mengatakan ingin mati berdiri, sehingga teroris menembak kepalanya.

“Delapan jemaah lainnya, terutama tokoh masyarakat, ditembak mati dengan cara yang sama,” kata warga setempat.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Afrika

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas