Pejabat Kyiv Minta Polandia Memasok Pesawat Tempur F-16 ke Ukraina
Lobi Ukraina untuk jet tempur dalam beberapa hari terakhir meningkat setelah Jerman dan Amerika Serikat (AS) setuju mengirim tank mereka.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, menyarankan Polandia bersedia memasok pesawat tempur F-16 ke Ukraina.
Lobi Ukraina untuk jet tempur dalam beberapa hari terakhir meningkat setelah Jerman dan Amerika Serikat (AS) setuju mengirim tank mereka.
Dilansir The Guardian, melalui postingan Telegram, Yermak mengaku Ukraina memiliki sinyal positif dari Warsawa.
Di sisi lain, Perdana Menteri (PM) Polandia, Mateusz Morawiecki bertindak hati-hati.
"Kami mengoordinasikan semua tindakan yang ditunjukkan untuk memperkuat pasukan pertahanan Ukraina dengan mitra NATO kami," paparnya dalam konferensi pers.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-342: Moskow Serang Bakhmut dan Donetsk, Coba Rebut Desa Vuhledar
"Setiap kemungkinan transfer jet tempur akan datang dalam koordinasi penuh," tambahnya.
Biden tak akan kirim pesawat tempur ke Ukraina
Menjelang satu tahun invasi Rusia ke Ukraina, Presiden AS Joe Biden dikabarkan akan mengunjungi Eropa untuk menunjukkan dukungan bagi aliansi yang mendukung Ukraina.
Seperti diketahui, Ukraina memulai kampanye lobi untuk mendapatkan jet buatan AS, tak lama setelah Jerman dan Washington akan memasok tank Leopard 2 dan M1 Abrams.
Namun, Biden pada Senin (30/1/2023), menegaskan bahwa Gedung Putih tidak akan memberikan F-16 ke Ukraina.
Pesawat tempur dari Prancis
Presiden Prancis, Emmanuel Macron tidak akan mengesampingkan pengiriman pesawat tempur ke Ukraina, Senin (30/1/2023).
Baca juga: Joe Biden Tolak Kirim Pesawat Tempur F-16 ke Ukraina untuk Jaga Pasokan Tank Tempur
Tetapi, Macron memperingatkan risiko eskalasi konflik.
“Pada prinsipnya tidak ada yang dikecualikan,” kata Macron setelah berbicara dengan perdana menteri Belanda, Mark Rutte, ketika ditanya tentang kemungkinan pengiriman jet ke Kyiv.
Macron menetapkan serangkaian kriteria, termasuk bahwa Ukraina harus terlebih dahulu mengajukan permintaan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)