Para Menlu ASEAN Sepakati Gunakan 'Pendekatan Bersatu' untuk Sikapi Kondisi Myanmar
ASEAN juga mendorong dialog nasional yang inklusif, sebab hal itu adalah kunci untuk menemukan penyelesaian damai atas situasi di Myanmar.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN menyepakati pendekatan bersatu atau 'The United Approach' dalam menyikapi kondisi Myanmar.
Pernyataan ini diulang Menlu Indonesia Retno Marsudi pada konferensi pers rangkaian pertemuan Menlu ASEAN atau ASEAN Foreign Ministers' Meeting (AMM) di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Jumat (3/2/2023).
Menlu RI menegaskan, bagi Indonesia, Five-Point Consensus (5PC) masih menjadi acuan utama mengatasi krisis Myanmar.
Baca juga: Menlu ASEAN Tiba di Sekretariat ASEAN, Perwakilan Myanmar Absen
Isu Myanmar dibahas dalam Working Lunch, pertemuan yang khusus untuk membahas review implementasi 5PC dan ASEAN Coordinating Council (ACC) ke-32.
"Dalam Working Lunch, para Menlu menegaskan kembali pendekatan bersatu, saya ulangi, pendekatan bersatu dalam menyikapi situasi di Myanmar melalui 5PC," kata Retno.
Dalam hal Myanmar, Indonesia akan mengedepankan tiga pendekatan.
Pertama, melibatkan semua pemangku kepentingan sebagai langkah pertama untuk memfasilitasi kemungkinan dialog nasional yang inklusif.
Menlu Retno juga membagikan keterlibatan awal dia dengan semua pemangku kepentingan.
Kedua, membangun kondisi yang kondusif untuk membuka jalan bagi dialog yang inklusif.
Retno mengatakan, dua isu penting untuk kondisi yang kondusif, yakni pengurangan kekerasan dan kelanjutan bantuan kemanusiaan.
Menurutnya, kedua kondisi ini sangat penting untuk membangun kepercayaan dan keyakinan.
Ketiga, mensinergikan upaya ASEAN dengan negara tetangga yang peduli dan Utusan Khusus PBB dan negara lain.
"Semua anggota dalam jamuan makan siang tersebut memberikan dukungan penuh terhadap pendekatan Indonesia dalam mengatasi situasi di Myanmar," kata Retno.