Pentagon Klaim Balon Kedua 'Mata-mata China' Terdeteksi di Langit Amerika Latin
Departemen Pertahanan AS mengungkapkan pada Jumat malam balon pengintai kedua terdeteksi sedang 'transit' di langit Amerika Latin
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Laporan tentang balon yang terbang tinggi di atas langit Amerika Serikat (AS) telah memicu banyak tuduhan terkait upaya mata-mata China.
Meskipun ada konfirmasi dari pemerintah China bahwa balon itu hanya merupakan perangkat sipil yang digunakan untuk penelitian meteorologi.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (5/2/2023), Departemen Pertahanan AS mengungkapkan pada Jumat malam bahwa balon pengintai kedua yang dilaporkan milik China terdeteksi sedang 'transit' di langit Amerika Latin.
"Kami melihat laporan tentang balon yang transit di Amerika Latin. Kami sekarang menilai itu adalah balon pengintai China lainnya," kata Brigjen Sekretaris Pers Pentagon, Jenderal Patrick Ryder.
Baca juga: Breaking News: AS Tembak Jatuh Balon Mata-Mata yang Diduga Milik China
Koordinat pasti di mana balon yang diduga transit itu tidak segera diberikan oleh pejabat Pentagon, namun seorang pejabat AS memberikan informasi bahwa balon tersebut tampaknya tidak sampai ke AS.
China pun belum mengomentari deteksi balon kedua itu.
Pada Jumat pagi waktu setempat, Kementerian Luar Negeri China mengkonfirmasi bahwa balon pertama yang didokumentasikan di AS utara memang milik China.
Namun kementerian tersebut menjelaskan bahwa itu adalah perangkat sipil yang digunakan untuk tujuan penelitian, khususnya terkait masalah meteorologi.
"Dipengaruhi oleh Westerlies dan dengan kemampuan self-steering yang terbatas, pesawat menyimpang jauh dari jalur yang direncanakan," kata Kementerian Luar Negeri China.
Pihak China menyesali masuknya pesawat yang tidak disengaja ke wilayah udara AS karena force majeure.
"Pihak China akan terus berkomunikasi dengan pihak AS dan menangani dengan baik situasi tak terduga yang disebabkan oleh force majeure ini," jelas kementerian tersebut.
Pada hari yang sama yakni Jumat lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengkonfirmasi penundaan perjalanannya ke Beijing, ibu kota China sehubungan dengan isu balon mata-mata itu.
Perjalanan tersebut sebenarnya dimaksudkan untuk meredakan ketegangan antara AS dan China.
Laporan tentang balon yang terbang di atas langit AS ini muncul pada Kamis lalu, saat pejabat Pentagon merinci bahwa sebuah perangkat telah terdeteksi di negara bagian Montana AS pada Rabu lalu.
Baca juga: Breaking News: AS Tembak Jatuh Balon Mata-Mata yang Diduga Milik China
Namun, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mencatat pada Jumat lalu bahwa pejabat pertahanan telah melacak perangkat tersebut setidaknya sejak Selasa lalu, saat Presiden AS Joe Biden diberikan pengarahan tentang masalah tersebut.
Para pejabat pertahanan telah memutuskan untuk tidak menembak perangkat itu karena khawatir puing-puing yang berjatuhan akan melukai warga sipil di darat.
Meskipun ini bukan kali pertama sebuah balon tertangkap sedang transit di AS, kejadian terbaru terbukti penting bagi orang dalam Pentagon setelah perangkat tersebut tampaknya sengaja berlama-lama di wilayah udara yang ditentukan.
Sejak pengumuman Pentagon pada Kamis lalu, berbagai anggota parlemen AS telah membunyikan alarm pada perkembangan tersebut karena balon itu tampaknya transit di sepanjang lokasi banyak silo rudal nuklir AS.
Faktanya, Senator AS Steve Daines menuliskan surat kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, menggarisbawahi perlunya menetapkan jalur penerbangan balon.
Ia memperingatkan pada saat itu bahwa bidang rudal balistik antarbenua AS menjadi sasaran 'misi pengumpulan intelijen'.
Dilaporkan pula bahwa Gubernur Montana telah memberitahu Garda Nasional negara bagian itu, dan lalu lintas udara di atas Bandara Internasional Billings Logan untuk sementara dihentikan.