Eks PM Israel Sebut Putin Janji Tidak akan Membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky
Mantan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett mengaku menerima janji dari Presiden Rusia, Vladimir Putin bahwa dia tidak akan membunuh Zelensky.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri (PM) Israel, Naftali Bennett, mengaku menerima janji dari Presiden Rusia, Vladimir Putin bahwa dia tidak akan membunuh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Diwartakan Al Jazeera, Bennett muncul sebagai perantara tak terduga dan menjadi satu di antara pemimpin dunia yang bertemu Putin saat ke Moskow Maret 2022 kemarin.
Upaya mediasi Bennett tampaknya tidak banyak membantu mengakhiri pertumpahan darah yang masih berlangsung.
Dalam sebuah wawancara yang di unggah dalam kanal YouTube Naftali Bennett pada Sabtu (4/2/2023), dia menyoroti diplomasi ruang belakang dan mendesak upaya agar dapat mengakhiri konflik di masa-masa awal.
Wawancara yang berlangsung lima jam itu pun menyentuh topik lain.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-347: Portugal Siap Kirim Tank Leopard 2 ke Kyiv
Bennett menuturkan, sempat bertanya kepada Putin tentang apakah dia bermaksud membunuh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
"Saya bertanya, 'Ada apa dengan ini? Apakah Anda berencana untuk membunuh Zelensky?'," ucap Bennett.
"Dia berkata 'Saya tidak akan membunuh Zelensky'. Saya kemudian berkata kepadanya, 'Saya harus memahami bahwa Anda berjanji kepada saya, Anda tidak akan membunuh Zelensky'," tuturnya.
"Dia berkata 'Saya tidak akan membunuh Zelensky'," ulangnya.
Bennett mengatakan, dia kemudian menelepon Zelenskyy untuk memberi tahu dia tentang janji Putin.
"Dengar, saya keluar dari rapat, dia tidak akan membunuhmu," kata Bennett kepada Zelensky.
"Dia (Zelensky) bertanya, 'Apakah kamu yakin?' . Saya berkata 'Seratus persen dia tidak akan membunuhmu'," jelasnya kepada Zelensky.
Baca juga: Amerika Serikat Sertakan Rudal Jarak Jauh dalam Paket Bantuan Militer Terbaru untuk Ukraina
Upaya perdamainan
Lebih lanjut, selama mediasinya, Bennett mengatakan Putin membatalkan permintaannya untuk mengupayakan perlucutan senjata Ukraina dan Zelensky berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO.
Dikutip dari CNBC, tidak ada tanggapan langsung dari Kremlin, yang sebelumnya membantah klaim Ukraina bahwa Rusia berniat membunuh Zelensky.
Negosiasi fiksi
Seorang pembantu presiden Ukraina membantah komentar Bennett.
"Klaim mantan pejabat tentang 'mediasi' bahwa Putin diduga memberikan 'jaminan untuk tidak membunuh' dan 'Barat menyela negosiasi yang menjanjikan' adalah fiksi," kata Mykhailo Podolyak di Twitter.
Baca juga: Donald Trump Mengaku Tahu Cara Hentikan Perang Rusia-Ukraina dalam 24 Jam, tapi Enggan Mengatakannya
Podolyak mengatakan, operasi militer khusus Rusia bukan tentang perluasan NATO, jaminan keamanan atau sanksi, melainkan berdasarkan keinginan Moskow untuk "menghancurkan Ukraina dan membunuh warga Ukraina".
Kuleba sebut Putin pembohong
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba juga berkomentar mengatakan Putin adalah "pembohong ahli".
“Di masa lalu, Putin telah berjanji untuk tidak menduduki Krimea, tidak melanggar perjanjian Minsk, tidak menginvasi Ukraina, namun dia telah melakukan semua hal ini," kata Kuleba.
"Jangan tertipu… Setiap kali dia berjanji untuk tidak melakukan sesuatu, itu adalah bagian dari rencananya,” imbuh Kuleba.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)