Gempa Turki dan Suriah: 4.372 Orang Tewas, Mengapa Gempa Turki Sangat Mematikan?
Analis menyebut hanya dua gempa dalam 10 tahun terakhir yang memiliki kekuatan yang sama, dan empat dalam 10 tahun terakhir.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Gempa pertama berkekuatan 7,8 SR melanda Turki dan Suriah saat orang masih tertidur pada Senin (6/2/2023).
Dikutip dari Guardian, Pusat Seismologi Mediterania Eropa (EMSC) mengatakan data awal menunjukkan gempa besar kedua berkekuatan 7,7 SR.
Pusat gempa berada 67 kilometer (42 mil) timur laut Kahramanmaraş, Turki, pada kedalaman 2 kilometer.
CNN melaporkan,setidaknya 4.372 kematian telah dikonfirmasi sejak gempa mengguncang Turki dan Suriah.
Diwartakan Al Jazeera, provinsi Kahramanmaras, Gaziantep, dan Osmaniye merasakan guncangan pada Senin (5/2/2023) pagi, sekira pukul 04.17 waktu setempat.
Baca juga: Sejarah Gempa Bumi di Turki, Gempa Tahun 1999 Tewaskan 17.000 Orang
Selengkapnya, berikut ini penjelasan analis terkait mengapa gempa di Turki sangat mematikan, yang Tribunnews.com kutip dari BBC:
Kepala Institut Pengurangan Risiko dan Bencana di University College London, Prof Joanna Faure Walker mengatakan hanya dua gempa dalam 10 tahun terakhir yang memiliki kekuatan yang sama, dan empat dalam 10 tahun terakhir.
Namun bukan hanya kekuatan getaran yang menyebabkan kehancuran.
Kejadian ini berlangsung pada dini hari, ketika orang-orang berada di dalam bangunan dan tidur.
Kekokohan bangunan juga menjadi satu di antara faktor.
Apa yang menyebabkan gempa?
Kerak bumi terdiri dari potongan-potongan terpisah, yang disebut lempengan, yang terletak berdampingan satu sama lain.
Baca juga: Gempa Guncang Turki, Muhammadiyah Imbau Umat Islam Lakukan Salat Gaib
Pelat-pelat ini sering mencoba untuk bergerak tetapi dicegah oleh gesekan gesekan dengan pelat yang bersebelahan.
Namun terkadang tekanan meningkat hingga salah satu pelat tiba-tiba tersentak, menyebabkan permukaannya bergerak.