Turki Umumkan 7 Hari Berkabung Nasional atas Gempa M 7,8 yang Menewaskan Lebih dari 3800 Orang
Bendera Turki akan dikibarkan setengah tiang hingga matahari terbenam pada hari Minggu di seluruh negeri.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan 7 hari berkabung nasional atas gempa yang menewaskan lebih dari 3800 orang di Turki dan juga Suriah.
Gempa dengan magnitudo 7,8 terjadi pada Senin pagi pukul 4:17 waktu setempat, menurut Survei Geologi Amerika Serikat.
Gempa juga dirasakan di Siprus, Mesir, Israel, dan Lebanon.
Ratusan gempa susulan, termasuk gempa M 7,5, melanda Turki setelahnya, U.S.G.S. melaporkan.
"Akibat gempa bumi yang terjadi di negara kita pada tanggal 6 Februari, masa berkabung nasional diadakan selama tujuh hari," tulis Erdogan di Twitter.
"Bendera kita akan dikibarkan setengah tiang hingga matahari terbenam pada hari Minggu, 12 Februari, di seluruh perwakilan negara kita dan perwakilan di luar negeri."
Baca juga: Sampaikan Duka Cita, MUI Ajak Umat Islam Salat Gaib untuk Korban Gempa Turki dan Suriah
Dikutip New York Times, di Turki, setidaknya 2.379 orang tewas akibat gempa, menurut media negara Anadolu Agency.
13.293 terluka dan lebih dari 5000 bagunan runtuh.
Di Suriah, petugas penyelamat menggunakan lampu depan dan lampu sorot untuk bekerja sepanjang malam.
Lebih dari 1.450 orang tewas, menurut kementerian kesehatan negara bagian dan kelompok bantuan Helm Putih.
Ribuan orang lainnya terluka di seluruh negeri.
Banyak pengungsi perang Suriah juga berada di wilayah Turki yang dilanda gempa.
Baca juga: Daftar Negara-negara yang Menawarkan Bantuan Pasca Gempa Dahsyat di Turki dan Suriah
Turki telah menampung 3,6 juta pengungsi Suriah, lebih banyak dari negara lain, menurut badan pengungsi PBB, yang menjalankan salah satu operasi terbesarnya dari Gaziantep.
Video yang dibagikan di media sosial dari Turki dan di seberang perbatasan di Suriah menunjukkan bangunan yang hancur dan kru penyelamat mencari korban selamat melalui tumpukan puing.
Beberapa orang meninggalkan rumah mereka di tengah hujan dan berlindung di dalam mobil.
Pemerintah di seluruh dunia dengan cepat menanggapi permintaan bantuan internasional Turki, mengerahkan tim penyelamat dan menawarkan bantuan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.