Jumlah Korban Tewas Gempa Turki Capai 7.825 Orang, Timbulkan Pertanyaan tentang Standar Bangunan
Banyaknya korban tewas menimbulkan pertanyaan tentang seberapa jauh standar bangunan di negara yang menggantungkan perekonomian pada kontruksi.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Korban tewas dalam gempa yang meluluhlantakkan Turki meningkat dengan pesat.
Pagi ini, Rabu (8/2/2023), jumlah korban tewas akibat gempa mencapai 7.825 orang.
Banyaknya korban tewas menimbulkan pertanyaan tentang seberapa jauh standar bangunan di negara yang menggantungkan perekonomian pada kontruksi tersebut.
Turki memperkenalkan undang-undang bangunan, yang mensyaratkan konstruksi baru agar tahan gempa setelah gempabumi Izmit pada tahun 1999.
Kala itu, gempabumi menewaskan lebih dari 17.000 orang.
Dikutip The Guardian, banyak ahli menjabarkan tingkat keparahan gempa Senin (6/2/2023), yang berkekuatan 7,8 dan 7,7 SR mengingat kedalaman gempa relatif dangkal.
Baca juga: Bantu Korban Gempa Turki, Pro Player Valorant Donasi 25 Euro per Kill Shorty di VCT Lock In Brasil
Beberapa ahli melihat bukti bahwa kontruksi buruk di beberapa bangunan yang runtuh.
"Faktor nomor satu adalah kualitas bangunan," kata Kepala perusahaan pemodelan bencana Temblor, Ross Stein kepada Scientific American segera setelah gempa.
Bangunan bertingkat runtuh seperti kartu
Dr Henry Bang, seorang ahli geologi dan manajemen bencana di Pusat Manajemen Bencana Universitas Bournemouth juga memberikan tanggapannya.
“Beberapa bangunan runtuh begitu saja ke tanah, sementara banyak bangunan (bertingkat) runtuh seperti tumpukan kartu," ucapnya.
"Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar bangunan tidak memiliki fitur yang relevan untuk memberikan stabilitas saat terjadi gempa," paparnya.
Baca juga: Gempa Turki, Bocah 6 Tahun Diselamatkan dari Puing-puing Gedung 7 Lantai
“Mereka yang temboknya runtuh ke tanah mungkin adalah bangunan yang sangat tua yang dibangun dengan bahan bangunan yang relatif lebih lemah," imbuhnya.
"Bangunan (bertingkat) yang runtuh seperti tumpukan kartu mungkin tidak dibangun dengan fitur desain tahan gempa," jelasnya.