Bayi Berusia 2 Tahun Berhasil Diselamatkan di Antara Reruntuhan Akibat Gempa Turki, Videonya Viral
Momen mengharukan ketika bayi Perempuan berusia 2 tahun berhasil diselamatkan. Bayi itu berhasil dievakuasi dari puing-puing.
Penulis: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS.COM- Momen mengharukan ketika bayi Perempuan berusia 2 tahun berhasil diselamatkan.
Bayi perempuan berusia 2 tahun itu berhasil dievakuasi dari puing-puing reruntuhan akibat gempa Turki.
Video bayi berusia 2 tahun diselamatkan oleh regu penyelamat direkam dan videonya viral.
Regu penyelamat dari Tentara Kosovo berhasil mengeluarkan bayi perempuan berusia 2 tahun dari reruntuhan.
Lokasi kejadian tepatnya di daerah Hatay, Turki, lebih dari 48 jam setelah gempa besar dengan magnitudo 7,8.
Keberhasilan menyelamatkan satu nyawa bayi itu langsung disambut tepuk tangan para penyelamat.
Meningkatkan harapan regu penyelamata untuk bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa lagi.
Masih ada banyak orang yang perlu segera diselamatkan setelah beberapa jam mereka terkubur reruntuhan bangunan.
"Seorang ibu dan putrinya yang berusia dua tahun diselamatkan di distrik Iskenderun di provinsi Hatay selatan Türkiye hampir 44 jam setelah gempa," tulis akun Twitter ANADOLU AGENCY.
Sekarang mereka berusaha untuk menyelamatkan ibu si Bayi.
"Momen emosional ketika tentara Kosovo berhasil menyelamatkan seorang gadis berusia 2 tahun dan menariknya keluar dari puing-puing bangunan yang runtuh di Hatay, Turki, lebih dari 48 jam setelah gempa. Sekarang mereka berusaha untuk menyelamatkan ibu," tulis akun .
72 Jam Pertama Waktu yang Sangat Penting
Periode 72 jam pertama adalah masa-masa krusial dalam operasi penyelamatan korban gempa, termasuk gempa di Turki dan Suriah. Para penyelamat seperti berpacu dengan waktu.
Mereka dituntuk untuk bergerak cepat, 72 jam pertama adalah masa-masa penting dalam Operasi penyelamatan korban gempa.
Saat ini, waktu 72 Jam itu hampir habis, para korban masih banyak yang terkubur di puing-puing gempa bumi di Turki dan Suriah.
"Upaya pencarian mendekati jam penting 72 jam," kata seorang pakar tanggap darurat dikutip dari AFP.
Lebih dari 90 persen korban gempa diselamatkan dalam tiga hari pertama, kata Ilan Kelman, seorang profesor bencana dan kesehatan di University College London.
Tetapi jumlah itu dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada cuaca, gempa susulan, dan seberapa cepat tim penyelamat dan peralatan tiba di lokasi.
Semua faktor yang saat ini bertentangan dengan upaya yang terjadi di Turki dan Suriah.
Lebih dari 15.000 orang tewas dan ribuan lainnya terluka setelah gempa bumi melanda Turki tenggara dan tetangga Suriah pada pukul 04:17 waktu setempat pada hari Senin.
Kelman mengatakan mengapa kerangka waktu ini sangat penting.
"Umumnya, gempa bumi tidak membunuh orang, infrastruktur yang runtuh menewaskan orang," kata Kelman, yang telah menerbitkan penelitian tentang respons penyelamatan gempa dikutip dari AFP.
Faktor yang paling mendesak adalah memberikan perhatian medis kepada orang-orang yang tertimpa bangunan yang runtuh sebelum tubuh mereka rusak atau mereka kehabisan darah, katanya.
Cuaca juga merupakan faktor kunci, dan "itu benar-benar melawan kita" di Turki dan Suriah, kata Kelman.
Daerah yang dilanda gempa telah mengalami suhu beku serta hujan dan salju sejak Senin.
"Ini sangat menyedihkan bahwa hipotermia mungkin terjadi, dan sayangnya orang-orang mungkin meninggal karena cuaca," kata Kelman.
Mereka yang berhasil selamat dari hawa dingin dan luka-luka mereka masih membutuhkan makanan dan air.
Tanpa air, banyak orang "akan mulai mati pada tiga, empat, lima hari," kata Kelman.
Gempa susulan, yang melanda tanpa peringatan pada hari-hari setelah gempa bumi, dapat semakin meruntuhkan bangunan, menimbulkan risiko besar dan menakutkan baik bagi korban selamat maupun mereka yang berusaha menyelamatkan mereka, tambahnya.
Daerah yang dilanda gempa telah diguncang oleh gempa susulan tanpa henti, termasuk gempa besar kedua berkekuatan 7,5 skala Richter pada hari Senin.
Kelman mengatakan bahwa biasanya sebagian besar korban dibawa keluar dalam waktu 24 jam oleh tim lokal, sering kali hanya menggunakan tangan atau sekop."
Lusinan negara telah berjanji untuk mengirim tim pencarian dan penyelamatan serta pasokan bantuan ke Turki dan Suriah.
"Namun gempa terjadi di daerah terpencil, di zona konflik, yang sangat sulit dimasuki," kata Kelman.
Biasanya diperlukan setidaknya 24 jam bagi tim penyelamat internasional untuk tiba, bersiap, dan mulai bekerja.
"Pada saat itu, banyak orang yang bisa selamat telah tewas," kata Kelman.
Untuk daerah yang dilanda konflik di dekat perbatasan Suriah, akses masih lebih sulit.
"Dan sejauh yang saya lihat, tim penyelamat bahkan belum sepenuhnya menilai banyak daerah di zona konflik utama, atau banyak pemukiman sementara untuk para pengungsi," kata Kelman.
Begitu berada di tempat kejadian, ada berbagai cara tim penyelamat dapat menemukan korban gempa, termasuk anjing-anjing pelacak yang mengendus puing-puing.
Sebuah tim anjing penyelamat gempa yang sangat terkenal dari Meksiko sedang dalam perjalanan ke Turki, kata Kelman.
Robot dan drone juga semakin banyak digunakan untuk masuk ke ruang kecil yang terlalu berbahaya bagi manusia.
Setelah orang yang selamat ditemukan, penyelamat harus memutuskan cara terbaik untuk mengeluarkan mereka.
Peralatan besar seperti derek mungkin diperlukan untuk mengangkat lempengan bangunan yang runtuh.
Atau kadang-kadang perlu mengamputasi anggota badan "yang terjepit di bawah pilar atau sepotong batu," kata Kelman.