Pria Palestina Meninggal Dunia setelah Koma di Sel Tahanan, Israel Diminta Bertanggung Jawab
Pria Palestina meninggal dunia setelah koma di sel tahanan, Israel diminta agar bertanggung jawab atas kematiannya. Ia diduga tak mendapat perawatan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
Mereka harus menunggu berbulan-bulan dan terkadang bertahun-tahun untuk pemeriksaan medis dan operasi yang mengerikan.
Bahkan, pemeriksaan itu terkadang hanya dilakukan setelah mendapat tekanan dari para tahanan itu sendiri atau pengacara mereka.
Dokter spesialis tidak tersedia secara teratur, kecuali dokter gigi, dan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas diberikan sebagai obat untuk hampir semua masalah kesehatan.
Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Otoritas Palestina (PA) mengatakan dalam sebuah pernyataan, pihaknya mengutuk kejahatan pembunuhan tahanan Ahmad Abu Ali.
“Tidak terbayangkan bahwa kebisuan internasional terus berlanjut dalam menghadapi kejahatan sistematis ini,” kata komisi itu.
Baca juga: Indonesia Dukung Terciptanya Kerja Layak di Palestina
Kematian Tahanan Palestina
Kematian Abu Ali bukanlah kematian tahanan Palestina yang pertama.
Kasus serupa pernah terjadi selama bertahun-tahun sebelumnya.
Pada November 2021, tahanan Palestina Sami Umour, 39, meninggal setelah penundaan operasi yang sangat dibutuhkan selama berbulan-bulan untuk masalah jantung serius yang dideritanya, dikutip dari Middle East Eye.
Saat ini, ada sekitar 4.700 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, termasuk 150 anak-anak dan 34 wanita.
Jumlah ini termasuk sekitar 600 narapidana yang sakit dengan berbagai penyakit, serta lebih dari 20 orang yang menderita kanker.
Sementara itu, 835 tahanan ditahan di bawah penahanan administratif, sebuah kebijakan kontroversial Israel yang memungkinkannya menahan warga Palestina tanpa dakwaan atau pengadilan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina VS Israel