Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aksi Heroik Anjing Penyelamat yang Terlibat Proses Pencarian Korban Gempa di Turki

REDOG, tim sukarelawan K9 dari Swiss, berada di kota Iskenderun, Turki, bekerja sama dengan tim penyelamat setempat GEA

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Aksi Heroik Anjing Penyelamat yang Terlibat Proses Pencarian Korban Gempa di Turki
Keenterian Luarnegeri Meksiko via AFP
REDOG, tim sukarelawan K9 dari Swiss, berada di kota Iskenderun, Turki, bekerja sama dengan tim penyelamat setempat GEA 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Beberapa jam setelah dua gempa besar dan ratusan gempa susulan melanda Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023), beberapa tim penyelamat yang sangat dibutuhkan mulai berdatangan di Turki.

Termasuk unit K9 dari seluruh dunia yang datang untuk membantu pencarian korban gempa di balik puing-puing bangunan.

Dilansir dari Al Jazeera, K9 adalah simbol atau lambang kesatuan anjing pekerja di seluruh dunia baik untuk kalangan militer, kepolisian, dan kalangan sipil atau swasta.

Baca juga: Update Gempa Turki-Suriah: Total Korban Tewas Capai 40.918 Orang

Anjing-anjing ini biasanya terlibat proses penyelamatan, proses pencarian narkoba, atau operasi lainnya. Anjing-anjing yang datang ke Turki berasal dari El Salvador, Jerman, Meksiko, Qatar, Korea Selatan, Swiss, Ukraina, dan Amerika Serikat.

Anjing penyelamat, yang dapat menemukan korban dengan mengandalkan indera penciuman, diperlukan untuk membantu unit K9 Turki dalam operasi pencarian pada sebuah bangunan setinggi 14 lantai yang runtuh, sehingga sulit untuk menemukan korban selamat dengan mengandalkan indra penglihatan atau suara.

REDOG, tim sukarelawan K9 dari Swiss, berada di kota Iskenderun, Turki, bekerja sama dengan tim penyelamat setempat GEA, sebuah kelompok SAR yang semuanya sukarelawan.

Berita Rekomendasi

Sejak tiba pada 6 Februari menjelang tengah malam, tim yang terdiri dari 10 orang dan enam anjing terlatih bersama GEA sejauh ini telah menemukan 39 orang yang masih hidup di bawah reruntuhan.

Anjing-anjing yang dilatih untuk mengendus aroma manusia, kemudian berdiri di tempat dan menggonggong dengan keras untuk memberi kode kepada petugas mengenai lokasi yang diduga terdapat korban di bawahnya. Anjing kedua kemudian dilepaskan untuk mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca juga: Kemenkes Kirim 65 Tenaga Medis dan 2,5 Ton Logistik Kesehatan untuk Korban Gempa Turki-Suriah

Jika kedua anjing itu mengonfirmasi, hal ini memungkinkan petugas penyelamat manusia untuk memusatkan upaya penggalian mereka sampai menemukan korban.

“Saya pikir itu adalah salah satu momen paling emosional dalam hidup saya … momen ketika salah satu anjing kami memberi isyarat kepada kami bahwa dia menemukan beberapa orang di reruntuhan,” kata wakil kepala REDOG untuk pencarian puing bangunan, Matthias Gerber.

Anjing-anjing itu bekerja sepanjang hari dalam tim yang terdiri dari tiga orang di lokasi reruntuhan, bergiliran bekerja dalam shift 20 menit, diikuti dengan istirahat 40 menit.

Dalam satu kasus setelah anjing memberi isyarat lokasi di mana korban gempa terkubur, petugas penyelamat manusia mulai menggali di lokasi itu dan segera mendengar ketukan korban yang terperangkap dari balik puing-puing bangunan.

“Delapan jam kerja keras, mereka menyelamatkan empat orang hidup-hidup dari posisi ini,” ungkap pemimpin tim REDOG yang bekerja dengan tiga anjing, Gian Forster.

Baca juga: Peretas Rusia Ganggu Sistem Komunikasi NATO, Pengiriman Bantuan Korban Gempa Turki-Suriah Terhambat

Setiap kali seekor anjing REDOG menemukan korban, anjing tersebut dipuji dan diberi hadiah berupa mainan atau makanan.

“Dia sangat suka menemukan orang karena dia mendapat hadiah setiap saat,” kata Forster.

"Yang utama adalah anjing itu bersenang-senang dan suka mencari orang," imbuhnya.

Jika orang yang selamat tidak terkubur terlalu dalam, anjing dapat mencium baunya dengan cepat.

Tetapi beberapa bangunan di Iskenderun memiliki enam lantai yang telah runtuh dengan lapisan beton setinggi 2 sampai 3 meter (4 sampai 6 kaki) di antara setiap tingkat, sehingga sulit untuk menemukan orang yang terkubur lebih dalam.

“Jika baunya membutuhkan waktu untuk muncul, kita harus pergi (ke tempat puing-puing) dan membuang beberapa (lantai) puing dan mencoba lagi. Cukup sulit prosesnya jika orang tersebut dikubur sedalam itu,” ujar Gerber.

Baca juga: Kemenkes Kirim 65 Tenaga Medis dan 2,5 Ton Logistik Kesehatan untuk Korban Gempa Turki-Suriah

Menteri lingkungan, urbanisasi dan perubahan iklim Turki, Murat Kurum, mengatakan lebih dari 41.700 bangunan di 10 provinsi yang terkena dampak gempa itu telah runtuh atau rusak parah, menurut kantor berita Turki Anadolu.

Setidaknya 1.791 bangunan di 10 provinsi yang terkena dampak telah diidentifikasi rusak parah atau membutuhkan pembongkaran segera.

“Mengerikan apa yang terjadi di sini. Semua bangunan yang runtuh ini, semua orang yang kehilangan kerabat mereka, rumah mereka. Mengerikan,” ujar Gerber.

“Kami senang membantu di sini dengan anjing kami, untuk mengeluarkan orang hidup-hidup. Ini sangat penting. Saya sangat tersentuh karena kami dapat membantu di sini,” tambahnya.

Sementara itu, LSM National Disaster Search Dog Foundation (SDF) yang berbasis di California telah melatih tujuh dari 12 anjing penyelamat yang dikerahkan oleh Amerika Serikat yang saat ini mencari korban selamat di Turki.

Direktur operasi tim komunikasi dan pencarian, Denise Sanders, mengatakan Bahwa anjing “jauh lebih baik dalam mendeteksi aroma daripada teknologi apa pun yang kita miliki”.

“Mereka berlari di atas puing-puing dan melakukan apa yang disebut pengindraan udara. Mereka mengambil partikel-partikel aroma di udara dan kemudian mengikuti hidung mereka secara harfiah ke sumber aroma terkuat, dan itu akan menjadi tujuan calon korban," kata Sanders.

Seorang tentara Turki berjalan di antara bangunan yang hancur di Hatay, pada 12 Februari 2023, setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda tenggara negara itu. - Korban tewas akibat gempa besar yang melanda Turki dan Suriah naik menjadi lebih dari 20.000 pada 9 Februari 2023, karena harapan untuk menemukan korban yang selamat terjebak di bawah puing-puing dalam cuaca yang sangat dingin. (Photo by Yasin AKGUL / AFP)
Seorang tentara Turki berjalan di antara bangunan yang hancur di Hatay, pada 12 Februari 2023, setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda tenggara negara itu. - Korban tewas akibat gempa besar yang melanda Turki dan Suriah naik menjadi lebih dari 20.000 pada 9 Februari 2023, karena harapan untuk menemukan korban yang selamat terjebak di bawah puing-puing dalam cuaca yang sangat dingin. (Photo by Yasin AKGUL / AFP) (AFP/YASIN AKGUL)

Mengacu pada pengalaman masa lalu ketika bekerja setelah gempa bumi melanda Haiti, dia mengatakan anjing telah menunjukkan bahwa mereka mampu mengendus "aroma yang sangat berbeda yang tersebar di udara", sedalam 6 hingga 9 meter (20-30 kaki) di bawah permukaan.

“Di Haiti khususnya, kami telah meruntuhkan bangunan setinggi enam, tujuh lantai yang runtuh. Kami tahu bahwa anjing-anjing itu dapat menemukan (yang selamat) dan waspada,” kata Sanders.

Agar seekor anjing terlatih dan terampil dalam menemukan orang yang selamat, mereka secara alami perlu memiliki dorongan, tekad, dan "energi tanpa batas", kata Sanders.

“Ini bukan hewan peliharaan Anda yang Anda lempar mainannya di halaman belakang beberapa kali dan mereka lelah dan berbaring. Anjing-anjing ini akan pergi sampai mereka jatuh sampai Anda memberitahu mereka bahwa sudah waktunya untuk berhenti," lanjutnya.

Anjing Penyelamat K9 berdedikasi pada pekerjaan mereka, dan mereka menghadapi bahaya sebanyak rekan manusia mereka.

Salah satunya Proteo, seekor anjing ras gembala Jerman yang bekerja dengan tim penyelamat Meksiko di Kahramanmaras, meninggal dunia ketika sisa-sisa bangunan yang dia cari jatuh menimpanya pada Minggu (12/2/2023). Kematian Proteo kemudian dihormati dan dianggap sebagai pahlawan oleh kementerian pertahanan Meksiko.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas