Menteri Inggris: 97 Persen Tentara Rusia Ada di Ukraina, Putin Kesulitan Terjunkan Pasukan
97% tentara Rusia sekarang berada di Ukraina, kata menteri pertahanan Inggris. Meski begitu, Rusia belum menunjukkan banyak kemajuan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Hampir semua tentara Rusia sudah berada di Ukraina, kata menteri pertahanan Inggris Ben Wallace, seperti dilansir Insider.
Hal itu menunjukan Rusia kesulitan untuk menerjunkan pasukan terlatih untuk membantu membalikkan kekalahannya dalam perang.
Ben Wallace mengatakan kepada BBC pada hari Rabu (15/2/2023) bahwa Rusia tidak dapat mengumpulkan satu kekuatan pun untuk menembus pertahanan Ukraina.
"Tentara Rusia mengelami kerugian besar."
"Kami sekarang memperkirakan 97 persen tentara Rusia, seluruh tentara Rusia, ada di Ukraina."
Ben Wallace juga mengulangi angka 97 persen saat dia memberikan dukungan militer Inggris untuk Ukraina.
Baca juga: Di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Wamenlu AS Akui Washington Makin Cemas dengan Kemitraan Moskow-China
Ia mengatakan bahwa membantu Ukraina mengalahkan Rusia di Ukraina sebenarnya menambah keamanan dalam negerinya sendiri.
“Jika 97 persen tentara Rusia sekarang berkomitmen untuk Ukraina, dengan tingkat pengurangan yang sangat, sangat tinggi, dan potensi efektivitas tempur mereka berkurang hingga 40%, dan hampir dua pertiga dari tank mereka hancur atau rusak, itu berdampak langsung pada keamanan Eropa," katanya kepada BBC.
Tidak jelas berapa banyak pasukan yang dimiliki Rusia di Ukraina secara total.
Rusia dapat terus menambah lebih banyak pasukan melalui upaya mobilisasi massal atau lebih kecil, gerakan wajib militer yang lebih tersembunyi.
Tetapi upaya itu akan melibatkan orang-orang yang kemungkinan besar tidak memiliki pengalaman militer.
Pembelot Rusia dan intelijen Barat telah berulang kali menyoroti bahwa banyak pasukan Rusia hampir tidak menerima pelatihan sebelum dikirim ke Ukraina.
Baca juga: Rusia Klaim Tembus 2 Garis Pertahanan Kyiv, Ukraina: Mereka Melakukan Serangan Sepanjang Waktu
Beberapa orang Rusia yang dipanggil dalam mobilisasi September lalu menerima pelatihan yang sangat sedikit.
Beberapa akhirnya dipulangkan dalam kantong mayat hanya dalam waktu satu bulan setelah dipanggil untuk berperang di Ukraina.
Rusia Dikhawatirkan Lakukan Serangan Besar-besaran Tepat Satu Tahun Invasi
Menteri pertahanan Ukraina memprediksi serangan baru besar-besaran Rusia bisa jadi dimulai pada 24 Februari 2023, tepat peringatan satu tahun invasi.
Oleksii Reznikov mengatakan pada awal Februari lalu bahwa Kyiv percaya bahwa sebanyak setengah juta orang Rusia bersiap untuk masuk ke Ukraina sebagai bagian dari serangan itu.
"Kami pikir, mengingat mereka hidup dalam simbolisme, mereka akan mencoba melakukan sesuatu sekitar 24 Februari," kata Reznikov kepada stasiun TV Prancis BFMTV.
Setelah berbulan-bulan mengalami kebuntuan di timur dan selatan negara itu, Ukraina bersiap menghadapi musim dingin untuk invasi darat baru.
24 Februari adalah tanggal di mana tank-tank Rusia meluncur secara massal di perbatasan Ukraina pada tahun 2022.
Sementara itu, 23 Februari, menandai hari Pembela Tanah Air Rusia, hari libur untuk memperingati tentara.
Nuansa propaganda dari mobilisasi "peringatan" mungkin sangat dibutuhkan oleh Presiden Vladimir Putin, yang para pejabatnya awalnya percaya bahwa mereka dapat merebut seluruh Ukraina dalam beberapa minggu.
Rusia mengumumkan telah mengumpulkan 300.000 tentara, kata Reznikov.
Tapi, tambahnya, Kyiv yakin serangan baru itu bisa didukung oleh lebih dari 500.000 orang.
"Ketika kami melihat pasukan di perbatasan, menurut penilaian kami jauh lebih banyak," katanya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.