Jadi Mata-mata Rusia, Mantan Satpam Kedutaan Inggris di Jerman Dihukum 13 Tahun Penjara
Mantan satpam Kedutaan Inggris di Jerman dihukum 13 tahun penjara karena jadi mata-mata Rusia selama 1 tahun. Ia mendukung invasi Rusia di Ukraina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
Ia mengklaim hanya ingin menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa malu pada Inggris.
Baca juga: Menjelang 1 Tahun Invasi Rusia ke Ukraina, Berikut Rangkuman Peristiwa Sejak Februari 2022
Mengaku Depresi
Smith, yang berasal dari Paisley, Skotlandia, mengaku depresi, kesepian, dan minum hingga tujuh liter sehari.
Dalam kondisi depresi, dia mulai membocorkan rahasia kedutaan dalam upaya untuk menimbulkan rasa malu bagi Inggris.
"Adalah tugas Anda untuk memastikan Kedutaan Inggris aman dan stafnya aman. Itu adalah pelanggaran kepercayaan yang paling jelas diberikan kepada Anda," kata hakim selama hukuman yang disiarkan televisi.
Dia mengatakan pengumpulan informasi Smith yang gigih, telah menyebabkan kecemasan dan stres bagi staf kedutaan dan keluarga mereka.
Hakim mengatakan Smith dibayar oleh Rusia untuk pengkhianatannya.
Namun, pengadilan tidak memiliki bukti pembayaran sejumlah uang dari Rusia untuk Smith.
Baca juga: Zelensky Desak Sekutu Barat segera Kirim Senjata ke Ukraina demi Gagalkan Ambisi Rusia
Beri Informasi Rahasia ke Rusia
Dalam aksinya sebagai mata-mata Rusia, Smith mengambil foto dan dokumen dari meja dan laci, serta merekam rekaman CCTV.
Dia memberikan nama, foto, dan detail pribadi staf kedutaan kepada pejabat Rusia, dikutip dari Sky News.
Smith juga mengirim dokumen rahasia termasuk korespondensi dengan Perdana Menteri Boris Johnson saat itu.
Dia juga memfilmkan jalan-jalan ekstensif di sekitar kedutaan yang mengungkapkan tata letak gedung dan kantornya.
"Mata-mata Smith dapat merusak negosiasi perdagangan internasional Inggris dan terjadi pada saat Inggris "memanggil" tindakan Rusia, termasuk mengumpulkan sejumlah besar pasukan di perbatasan Ukraina," kata hakim.
Baca juga: Hari ke-360 Konflik Rusia-Ukraina: Putin dan Zelensky Sepakat Lakukan Pertukaran 202 Tahanan Perang