Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rumah Ibadat Agama Yahudi, Katolik dan Islam Berdiri Mesra Berdampingan di Abu Dhabi

Ketiga rumah ibadat Yahudi, Katolik dan Islam di Budaya Saadiyat Cultural District adalah langkah konkret spiritual dari Abu Dhabi Documen Fraternity.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Rumah Ibadat Agama Yahudi, Katolik dan Islam Berdiri Mesra Berdampingan di Abu Dhabi
Ist
Kolase foto Abrahamic Family House atau Rumah Keluarga Abraham. Bertempat di Abu Dhabi, persisnya di wilayah Budaya Saadiyat Cultural District dan Kardinal Miguel Ayuso serta Padre Marco di depan Abrahamic Family House atau Rumah Keluarga Abraham 

Lebih jauh dijelaskan Padre Marco, di dalam upacara inagurasi atau peresmian tiga rumah ibadat tersebut, hadir berbagai macam pemimpin agama dari ketiga agama ini, dan juga pemimpin pemerintah dan masyarakat sipil sekitar 300-an orang.

“Mulai pukul 18.00 sore, terjadi perjumpaan-perjumpaan yang mengawali peresmian yang digelar malam hari supaya kita saling mengenal, saling berbicara. Setelah itu kita dihantar ke dalam taman, Taman Abrahamic Family House, untuk mengikuti lalu acara peresmian,” papar Padre Marco.

Baca juga: Kardinal Ayuso Kagumi Harmonisasi dan Persaudaraan Sejati Masyarakat di Ganjuran Bantul

Acara peresmian, terang Padre Marco, diawali sambutan pengantar oleh Mr Abdullah Al Syeikh yang menjelaskan sepintas sejarah Abrahamic Family House dan artinya bagi dokumen Human Fraternity.

Ia menekankan bahwa ketiga rumah ibadat ini merupakan langkah konkret, langkah spiritual sebagai langkah konkret dari Abu Dhabi Document Human Fraternity.

Usai sambutan pengantar, perwakilan 3 rumah ibadat memberikan sambutan. Yakni Prof Mohammed Al Mehrasawi (Islam), Kardinal Miguel Ayuso (Katolik). dan Rabbi Kepala Yehuda Sama (Yahudi).

Prof Mohammed Al Mehrasawi, jelas Padre Marco, menekankan pentingnya rumah-rumah ibadat ini sebagai simbol harapan, simbol saling pemahaman, dan simbol saling pengertian yang menandai atau membumikan atau merealisasi satu bagian tentunya, bagian spiritual, dari dokumen Human Fraternity ini.

“Kemudian, mewakili Katolik Kardinal Miguel Ayuso dalam sambutannya juga menekankan pentingnya rumah ibadat ini. Rumah ibadat sebagai simbol yang mendekatkan kita sebagai saudara dan saudari dan merupakan batu loncatan yang menandai pentingnya dokumen Human Fraternity tersebut,” katanya.

Berita Rekomendasi

Sambutan yang terakhir, sambung Padre Marco, disampaikan oleh Rabi Kepala Yehuda Sama.

Ia juga menekankan hal yang sama kurang lebih dari kedua perwakilan sebelumnya.

Sesi sambutan ketiga tokoh perwakilan tiga agama ini dimoderatori oleh Hakim Muhammad Abdul Salam.

Menurut Padre Marco, Abrahamic Family House merupakan contoh nyata dari Human Fraternity dengan dimensi spritiual, dimensi doa, dimensi relasi dengan Tuhan.

“Berbagai dimensi itulah yang mendasari segala sesuatunya sehingga dibangunlah rumah ibadat tersebut sebagai simbol persebaran kita satu sama lain sebagai anak-anak Abraham dan seperti saya katakan tadi, orang Emirates sendiri merasa sangat bangga menjadi negara yang bukan hanya dijadikan tempat didirikan ketiga rumah ibadat tersebut, tetapi sebelumnya juga merupakan tempat penandatanganan Human Fraternity Document ini,” ungkap Padre Marco.

Baca juga: Senin Besok Kardinal Ayuso Terima Gelar Doktor Honoris Causa di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Kata Padre Marco, wakil pembicara dari Emirat Arab mengatakan bahwa ketiga rumah ibadat ini merupakan cerminan komunitas multikutural yang hidup di negara Uni Emirat Arab terdiri dari sekitar 200 bangsa yang berbeda-beda, tetapi mereka semua senang, bersyukur dan bangga bahwa walaupun Emirat Arab yang jumlah penduduknya tidak banyak ini, dengan bahasa yang berbeda-beda, dan agama yang berbeda-beda, tetapi mereka bisa hidup secara berdampingan dan rukun.

“Dan ketiga rumah ibadat ini ditempatkan di lokasi sangat sentral. Jadi wilayah Saadiyat Cultural District adalah situs budaya tetapi di dalamnya berdiri tiga rumah ibadat. Sekali lagi ada keterkaitan antara agama dan budaya di sini. Sudah sejak dari dulu kala ketika ada manusia di planet bumi ini, budaya dan agama sudah saling berkaitan. Oleh karena itu, dua dimensi besar ini menjadi dua sokuguru,” imbuh Padre Marco.

“Dari human fraternity ini, pendekatan budaya dan agama ditonjolkan untuk merangkul semua orang menjadi saudara dan saudari. Saya sangat bersyukur bisa menjadi saksi dari peresmpian tiga rumah ibadat tersebut,” tutup Padre Marco. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas