WHO Keluarkan Peringatan Kewaspadaan di Tengah Peningkatan Kasus Flu Burung di Kamboja
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan di tengah peningkatan kasus flu burung (H5N1) baru-baru ini di Kamboja.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan di tengah peningkatan kasus flu burung (H5N1) baru-baru ini di Kamboja.
Pihak berwenang di negara Asia Tenggara itu baru-baru ini melaporkan bahwa dua orang telah tertular penyakit tersebut, satu orang di antaranya meninggal.
Berbicara selama pengarahan virtual pada Jumat lalu, Direktur Kesiapsiagaan, Pencegahan Epidemi dan Pandemi WHO, Dr Sylvie Briand menggambarkan tren terbaru dalam penyebaran virus sebagai hal yang 'mengkhawatirkan'.
Ia juga mengatakan bahwa WHO saat ini sedang meninjau penilaian risiko globalnya.
Baca juga: Pemerintah Waspadai KLB Flu Burung, Ini Risiko Penularan hingga Gejalanya
"WHO mengambil risiko dari virus ini dengan serius dan mendesak peningkatan kewaspadaan dari semua negara," kata Dr Briand.
Menurutnya, selain meningkatnya jumlah kasus pada burung, situasi serupa juga terjadi pada mamalia, termasuk manusia.
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (26/2/2023), pada Kamis lalu, pihak berwenang Kamboja melaporkan bahwa seorang gadis berusia 11 tahun meninggal karena flu burung, ayahnya juga dinyatakan positif terinfeksi.
Riwayat kontak mereka saat ini pun sedang diperiksa.
Merespons kasus tersebut, Dr Briand menunjukkan bahwa belum jelas apakah saat ini benar-benar ada penularan dari manusia ke manusia atau apakah kedua individu tersebut tertular virus hanya karena 'paparan mereka pada kondisi lingkungan yang sama', yakni kontak erat dengan unggas yang terinfeksi atau hewan lain.
Ia menegaskan bahwa WHO kini terus berkomunikasi dengan pihak berwenang Kamboja untuk setiap update mengenai informasi ini.
Saat H5N1 telah ada selama lebih dari dua dekade, strain baru bernama clade 2.3.4.4b muncul pada 2020, menyebabkan terjadinya rekor jumlah kematian di antara burung liar dan unggas domestik dalam beberapa bulan terakhir.
Baca juga: WHO Soroti Kasus Flu Burung pada Manusia, Pascakematian Gadis di Kamboja
Namun data yang dikumpulkan sejauh ini menunjukkan bahwa subtipe novel biasanya tidak menyebabkan penyakit yang signifikan pada manusia.
Hingga saat ini, WHO hanya mengetahui beberapa kasus, sebagian dari kasus itu tergolong ringan.
Awal bulan ini, organisasi tersebut menyampaikan bahwa risiko yang ditimbulkan pada manusia oleh H5N1 tergolong rendah.
Kendati demikian, pengawas kesehatan global telah meningkatkan upaya kesiapsiagaannya, mencatat bahwa ada beberapa antivirus yang tersedia, serta 20 vaksin berlisensi jika situasinya memburuk.
Menurut WHO, sebanyak 868 kasus infeksi manusia yang melibatkan berbagai jenis flu burung dilaporkan terjadi antara Januari 2003 hingga Januari 2023, dengan 457 di antaranya terbukti fatal.