Dubes AS untuk China Desak Beijing Lebih Jujur Soal Asal-usul Covid-19
Departemen Energi AS telah menyimpulkan bahwa pandemi kemungkinan besar muncul dari kebocoran laboratorium China.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk China, Nicholas Burns pada Senin kemarin menegaskan bahwa China harus lebih jujur tentang asal muasal pandemi virus corona (Covid-19).
Hal ini ia sampaikan setelah adanya laporan, Departemen Energi AS menyimpulkan bahwa pandemi kemungkinan besar muncul dari kebocoran laboratorium China.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (28/2/2023), saat berbicara melalui tautan video di acara Kamar Dagang AS, Burns menekankan bahwa China perlu mengambil peran lebih aktif dalam Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"China juga perlu 'lebih jujur tentang apa yang terjadi tiga tahun lalu di Wuhan dengan asal mula krisis Covid-19," kata Burns, merujuk pada kota di China tengah, tempat kasus infeksi pertama pada manusia dilaporkan pada Desember 2019.
Departemen Energi AS telah menyimpulkan bahwa pandemi kemungkinan besar muncul dari kebocoran laboratorium China.
Kesimpulan ini tentu merupakan sebuah penilaian yang dibantah keras oleh China.
Departemen tersebut membuat penilaian dengan 'kepercayaan rendah' dalam laporan intelijen rahasia yang baru-baru ini diberikan kepada Gedung Putih dan anggota kunci Kongres AS.
Baca juga: Dubes AS Nicholas Burns Desak China Lebih Terbuka Soal Asal Usul Virus Corona
Hal ini dikutip dari pernyataan orang-orang yang telah membaca laporan intelijen tersebut.
Empat lembaga AS lainnya, bersama dengan panel intelijen nasional negara itu masih menilai bahwa Covid-19 kemungkinan besar merupakan hasil dari penularan alami.
Terkait laporan ini, Departemen Energi AS pun belum merespons.
Penasihat keamanan nasional Presiden AS Joe Biden, Jake Sullivan mengatakan pada hari Minggu lalu bahwa ada 'berbagai pandangan dalam komunitas intelijen' tentang asal-usul pandemi.
"Beberapa dari mereka mengatakan bahwa mereka tidak memiliki informasi yang cukup," kata Sullivan.
Diminta untuk merespons laporan yang dikonfirmasi oleh media AS lainnya, Kementerian Luar Negeri China pun langsung merujuk pada laporan WHO dan China yang menunjuk bahwa kemungkinan besar virus berasal dari kelelawar, bukan kebocoran laboratorium.
"Pihak-pihak tertentu harus berhenti mengulangi narasi 'kebocoran lab', berhenti mencoreng China dan berhenti mempolitisasi masalah penelusuran asal-usul," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Mao Ning.