Jelang Ratifikasi NATO, Finlandia Mulai Bangun Pagar Besi di Perbatasan
Finlandia juga turut membangun sejumlah posko pengintaian yang dilengkapi dengan kamera night vision, lampu, dan pengeras suara.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, HELSINKI – Menjelang ratifikasi atau pengesahan bergabungnya Finlandia pada aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), pemerintah Helsinki dilaporkan membangun pagar besi di kawasan yang berbatasan dengan Rusia.
Kendati masih dalam tahap uji coba namun rencananya pagar tersebut akan di bangun sepanjang 200 meter, membentang di perbatasan tenggara tepatnya di wilayah Imatra.
Melansir dari The Moskow Times, besi berduri itu dipasang setinggi lebih dari tiga meter dengan kawat berduri diletakan di bagian atas. Tak hanya itu Finlandia juga turut membangun sejumlah posko pengintaian yang dilengkapi dengan kamera night vision, lampu, dan pengeras suara.
Baca juga: Jens Stoltenberg Isyarakatkan Finlandia dan Swedia Gabung NATO Secara Terpisah
Pembangunan pagar besi ini dimaksudkan untuk mencegah masuknya ilegal asal Rusia ke wilayah perbatasan, tercatat sejak awal invasi pada 24 Februari 2022 hingga akhir tahun kemarin jumlah warga Rusia yang tiba di Finlandia membludak lebih dari 30 ribu.
Khawatir kehadiran imigran dapat memberikan tekanan politik pada pemerintah pusat menjelang pengesahan masuknya Finlandia sebagai anggota resmi NATO, mendorong Helsinki untuk mengesahkan amandemen baru lewat Undang-Undang Penjaga Perbatasan untuk memfasilitasi pembangunan pagar yang lebih kokoh di kawasan perbatasan.
“Perbatasan Finlandia-Rusia telah bekerja dengan baik, namun perang di Ukraina mengubah situasi keamanan secara mendasar. Sehingga pagar perbatasan sangat diperlukan untuk menghentikan masuknya ilegal dalam skala besar,” jelas Brigadir Jenderal Finlandia Jari Tolppanen.
Untuk merealisasikan rencana pembangunan tembok duri pemerintah Finlandia bahkan turut menganggarkan dana sebesar 380 juta euro. Diperkirakan tembok raksasa ini akan di bangun mulai tahun ini hingga 2025.
Eksodus Massal
Sejak Rusia melakukan operasi militer ke Ukraina, puluhan ribuan warga Rusia dilaporkan kabur meninggalkan negaranya. Eksodus ini dilakukan untuk menghindari mobilisasi parsial yang diserukan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Selain dihantui ketakutan akan ancaman wajib militer, aksi eksodus dilakukan karena mereka kesulitan untuk mengembangkan bisnis ditengah ancaman perang dan konflik geopolitik.
Alasan ini yang mendorong warga Rusia berbondong – bondong meninggalkan negaranya.
Melansir data Google Trends, terdapat lonjakan pengunjung kdi Aviasales situs pemesanan penerbangan paling populer di Rusia. Dimana penerbangan langsung dari Moskow menuju ke Istanbul, Turki, dan Yerevan, Armenia, ludes terjual selama beberapa bulan kedepan
Selain kawasan Eropa ribuan warga Rusia diketahui kabur ke sejumlah negara di Asia, salah satunya Thailand. Menurut data terakhir dari Kementerian Olahraga dan Turisme Thailand, warga Rusia yang tiba di Thailand pada Oktober, November dan Desember tahun 2022 mencapai lebih dari 331.000 orang.