Pemerintah Iran Akhirnya Tanggapi Kasus Keracunan Ribuan Murid Perempuan, Sejumlah Orang Ditangkap
Pemerintah Iran mengumumkan penangkapan pertama terkait rentetan kasus keracunan anak-anak perempuan di sekolah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Iran mengumumkan penangkapan pertama terkait serentetan kasus dugaan serangan racun pada ratusan siswi di seluruh negeri.
Dilansir The Guardian, wakil menteri dalam negeri, Majid Mirahmadi berkata:
“Berdasarkan tindakan intelijen dan penelitian badan intelijen, sejumlah orang telah ditangkap di lima provinsi dan badan terkait sedang melakukan penyelidikan penuh."
Mirahmadi tidak memberikan rincian tentang siapa orang-orang yang ditahan itu.
Teheran mulai bergerak setelah dikritik lamban terhadap dugaan serangan racun tersebut.
Jumlah anak perempuan yang keracunan bertambah lagi pada hari Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Reaksi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei soal Kasus 650 Siswi Keracunan Gas
Di saat yang sama, protes diadakan di luar kementerian pendidikan di Teheran.
Pemimpin serikat guru dilaporkan ditangkap selama bentrokan dengan pasukan keamanan.
Kelompok hak asasi manusia Iran mengatakan setidaknya 7.068 siswa telah terkena dampak di minimal 103 sekolah.
Serangan telah dicatat di setidaknya 99 kota dari 28 provinsi di negara itu.
Jumlah serangan terbanyak yang tercatat dalam satu hari adalah 81 serangan.
Organisasi medis meminta pihak berwenang untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi anak sekolah dan penentang rezim.
Mereka mengatakan dinas keamanan mungkin telah menutup mata terhadap ekstremis agama yang diduga menghukum anak perempuan karena berpartisipasi dalam gerakan protes nasional yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini September lalu.
Sementara itu, pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada hari Senin bahwa siapa pun yang dinyatakan bersalah meracuni anak-anak harus "dihukum berat".
Baca juga: Iran Selidiki Kasus Keracunan Gas 650 Siswi, Racun Diduga Sengaja Disebar agar Sekolah Tutup
Pejabat dari departemen pendidikan mengklaim bahwa setidaknya beberapa gadis yang jatuh sakit memiliki gejala "histeria massal".
Menteri Pendidikan, Yousef Nouri, mengatakan 95 persen anak perempuan yang pergi ke rumah sakit atau pusat kesehatan tidak memiliki masalah medis.
Nouri mengimbau orang tua hanya untuk memperhatikan informasi yang disampaikan oleh media resmi yang dapat dipercaya.
Ia menambahkan bahwa wajar jika musuh bersekongkol untuk menutup sekolah dan menghentikan siswa belajar.
Pernyataannya muncul segera setelah kementerian kesehatan Iran menerbitkan laporan pertama atas dugaan keracunan.
Panitia mengumumkan bahwa beberapa siswa terpapar zat iritan yang sebagian besar terhirup.
Baca juga: Kepala IAEA Rafel Grossi dan Pejabat Iran Bertemu Bahas Kesepakatan Nuklir
Pejabat Iran juga mengklaim individu yang terlibat dalam protes baru-baru ini menggunakan anak-anak mereka untuk membawa racun ke sekolah-sekolah dan kemudian memfilmkan anak-anak sekolah yang diracuni sebelum mengirimkan rekamannya ke stasiun berita asing.
Penjelasan tersebut, menyiratkan bahwa para pengunjuk rasa bersedia membahayakan anak-anak mereka sendiri dalam upaya merusak revolusi Iran.
Tidak ada detail yang diberikan di samping klaim ini.
Pernyataan Ayatollah Ali Khamenei tersebut merupakan pengakuan yang signifikan bahwa publik sangat prihatin dengan apa yang terjadi.
Sebelumnya, pemerintah tidak banyak bicara tentang insiden murid perempuan yang keracunan, yang dimulai November 2022 lalu.
Juru bicara departemen luar negeri AS, Ned Price, mengatakan jika peracunan telah terjadi dan dalam beberapa hal terkait dengan menekan protes perempuan, maka akan sah jika penyelidikan dipimpin PBB.
Tiga Jurnalis Diinterogasi
Pada hari Senin (6/3/2023), 3 jurnalis dan 3 pembangkang, termasuk seorang pensiunan akademisi, dipanggil untuk diinterogasi setelah menantang pemerintah mengenai penanganan kasus tersebut.
Tiga jurnalis yang dipanggil untuk diinterogasi oleh jaksa Teheran berasal dari media Hamehan, Event 24 dan Shargh.
Event 24 telah mewawancarai psikiater yang menolak anggapan bahwa gadis-gadis itu menderita semacam peristiwa psikologis.
Pada hari Senin, terungkap bahwa pihak berwenang telah menangkap Ali Portbatabaei, seorang moderator di situs berita Qom News yang secara teratur melaporkan dugaan peracunan.
Baca juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Salahkan Iran atas Serangan terhadap Kapal Tanker Minyak
Tiga orang lain yang dipanggil untuk diinterogasi adalah Azar Mansouri, sekretaris jenderal partai reformis Ittehad Mellat; Sadegh Zibakalam, seorang profesor reformis Teheran; dan Reza Kianian, seorang aktor dan penulis.
Mereka dituduh menyebarkan kebohongan tentang dugaan peracunan.
Dalam sebuah unggahan Instagram, Kianian menantang media pemerintah karena gagal meliput skala dugaan serangan terhadap anak perempuan.
Ia menanyakan apa yang dilakukan pemerintah untuk menemukan pelaku yang bertanggung jawab.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)