Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Iran Akhirnya Tanggapi Kasus Keracunan Ribuan Murid Perempuan, Sejumlah Orang Ditangkap

Pemerintah Iran mengumumkan penangkapan pertama terkait rentetan kasus keracunan anak-anak perempuan di sekolah.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Pemerintah Iran Akhirnya Tanggapi Kasus Keracunan Ribuan Murid Perempuan, Sejumlah Orang Ditangkap
Twitter @1500tasvir_en
Sejumlah murid perempuan terkena serangan gas beracun di Farideh Miri School, Iran pada 6 Maret 2023. Pemerintah Iran mengumumkan penangkapan pertama terkait rentetan kasus keracunan anak-anak perempuan di sekolah. 

TRIBUNNEWS.COM - Iran mengumumkan penangkapan pertama terkait serentetan kasus dugaan serangan racun pada ratusan siswi di seluruh negeri.

Dilansir The Guardian, wakil menteri dalam negeri, Majid Mirahmadi berkata:

“Berdasarkan tindakan intelijen dan penelitian badan intelijen, sejumlah orang telah ditangkap di lima provinsi dan badan terkait sedang melakukan penyelidikan penuh."

Mirahmadi tidak memberikan rincian tentang siapa orang-orang yang ditahan itu.

Teheran mulai bergerak setelah dikritik lamban terhadap dugaan serangan racun tersebut.

Jumlah anak perempuan yang keracunan bertambah lagi pada hari Selasa (7/3/2023).

Baca juga: Reaksi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei soal Kasus 650 Siswi Keracunan Gas

Di saat yang sama, protes diadakan di luar kementerian pendidikan di Teheran.

BERITA REKOMENDASI

Pemimpin serikat guru dilaporkan ditangkap selama bentrokan dengan pasukan keamanan.

Kelompok hak asasi manusia Iran mengatakan setidaknya 7.068 siswa telah terkena dampak di minimal 103 sekolah.

Serangan telah dicatat di setidaknya 99 kota dari 28 provinsi di negara itu.

Jumlah serangan terbanyak yang tercatat dalam satu hari adalah 81 serangan.

Organisasi medis meminta pihak berwenang untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi anak sekolah dan penentang rezim.


Mereka mengatakan dinas keamanan mungkin telah menutup mata terhadap ekstremis agama yang diduga menghukum anak perempuan karena berpartisipasi dalam gerakan protes nasional yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini September lalu.

Sementara itu, pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada hari Senin bahwa siapa pun yang dinyatakan bersalah meracuni anak-anak harus "dihukum berat".

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menunjukkan dia menyampaikan pidato di televisi tentang situasi virus corona di ibu kota Teheran, pada 11 Agustus 2021. (KHAMENEI.IR/HO/AFP)
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menunjukkan dia menyampaikan pidato di televisi tentang situasi virus corona di ibu kota Teheran, pada 11 Agustus 2021. (KHAMENEI.IR/HO/AFP) (AFP/-)

Baca juga: Iran Selidiki Kasus Keracunan Gas 650 Siswi, Racun Diduga Sengaja Disebar agar Sekolah Tutup

Pejabat dari departemen pendidikan mengklaim bahwa setidaknya beberapa gadis yang jatuh sakit memiliki gejala "histeria massal".

Menteri Pendidikan, Yousef Nouri, mengatakan 95 persen anak perempuan yang pergi ke rumah sakit atau pusat kesehatan tidak memiliki masalah medis.

Nouri mengimbau orang tua hanya untuk memperhatikan informasi yang disampaikan oleh media resmi yang dapat dipercaya.

Ia menambahkan bahwa wajar jika musuh bersekongkol untuk menutup sekolah dan menghentikan siswa belajar.

Pernyataannya muncul segera setelah kementerian kesehatan Iran menerbitkan laporan pertama  atas dugaan keracunan.

Panitia mengumumkan bahwa beberapa siswa terpapar zat iritan yang sebagian besar terhirup.

Staf medis merawat siswi di sebuah rumah sakit di kota Abadan, Iran, setelah serangan racun terhadap siswa.
Staf medis merawat siswi di sebuah rumah sakit di kota Abadan, Iran, setelah serangan racun terhadap siswa. (ANONYMOUS/ESN / AFP)

Baca juga: Kepala IAEA Rafel Grossi dan Pejabat Iran Bertemu Bahas Kesepakatan Nuklir

Pejabat Iran juga mengklaim individu yang terlibat dalam protes baru-baru ini menggunakan anak-anak mereka untuk membawa racun ke sekolah-sekolah dan kemudian memfilmkan anak-anak sekolah yang diracuni sebelum mengirimkan rekamannya ke stasiun berita asing.

Penjelasan tersebut, menyiratkan bahwa para pengunjuk rasa bersedia membahayakan anak-anak mereka sendiri dalam upaya merusak revolusi Iran.

Tidak ada detail yang diberikan di samping klaim ini.

Pernyataan Ayatollah Ali Khamenei tersebut merupakan pengakuan yang signifikan bahwa publik sangat prihatin dengan apa yang terjadi.

Sebelumnya, pemerintah tidak banyak bicara tentang insiden murid perempuan yang keracunan, yang dimulai November 2022 lalu.

Juru bicara departemen luar negeri AS, Ned Price, mengatakan jika peracunan telah terjadi dan dalam beberapa hal terkait dengan menekan protes perempuan, maka akan sah jika penyelidikan dipimpin PBB.

Tiga Jurnalis Diinterogasi

Pada hari Senin (6/3/2023), 3 jurnalis dan 3 pembangkang, termasuk seorang pensiunan akademisi, dipanggil untuk diinterogasi setelah menantang pemerintah mengenai penanganan kasus tersebut.

Tiga jurnalis yang dipanggil untuk diinterogasi oleh jaksa Teheran berasal dari media Hamehan, Event 24 dan Shargh.

Event 24 telah mewawancarai psikiater yang menolak anggapan bahwa gadis-gadis itu menderita semacam peristiwa psikologis.

Pada hari Senin, terungkap bahwa pihak berwenang telah menangkap Ali Portbatabaei, seorang moderator di situs berita Qom News yang secara teratur melaporkan dugaan peracunan.

Baca juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Salahkan Iran atas Serangan terhadap Kapal Tanker Minyak

Tiga orang lain yang dipanggil untuk diinterogasi adalah Azar Mansouri, sekretaris jenderal partai reformis Ittehad Mellat; Sadegh Zibakalam, seorang profesor reformis Teheran; dan Reza Kianian, seorang aktor dan penulis.

Mereka dituduh menyebarkan kebohongan tentang dugaan peracunan.

Dalam sebuah unggahan Instagram, Kianian menantang media pemerintah karena gagal meliput skala dugaan serangan terhadap anak perempuan.

Ia menanyakan apa yang dilakukan pemerintah untuk menemukan pelaku yang bertanggung jawab.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas