Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kremlin Beberkan Alasan Mengapa Rusia 'Kebal' dari Krisis Perbankan AS

Juru bicara Gedung Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa sektor keuangan Rusia praktis kebal terhadap dampak krisis perbankan Amerika Serikat (AS).

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Kremlin Beberkan Alasan Mengapa Rusia 'Kebal' dari Krisis Perbankan AS
SHAMIL ZHUMATOV / POOL / AFP
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Ia mengatakan bahwa sektor keuangan Rusia praktis kebal terhadap dampak krisis perbankan Amerika Serikat (AS) yang sedang berlangsung 'karena sanksi negara Barat'. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Juru bicara Gedung Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Selasa kemarin bahwa sektor keuangan Rusia praktis kebal terhadap dampak krisis perbankan Amerika Serikat (AS) yang sedang berlangsung 'karena sanksi negara Barat'.

Saat ditanya tentang efek luapan dari jatuhnya pemberi pinjaman AS, yang telah menyebabkan kekalahan saham global, Peskov menekankan bahwa masalah dalam sistem perbankan Amerika tidak dapat mempengaruhi Rusia dengan cara apapun.

"Sistem perbankan kita, tentu saja, memiliki, katakanlah, koneksi tertentu dengan beberapa segmen sistem keuangan internasional, namun sebagian besar berada di bawah pembatasan ilegal," kata Peskov.

Ia menambahkan, sanksi negara Barat telah menjadi 'berkah tersembunyi'.

"Karena Rusia 'sampai batas tertentu kebal terhadap dampak negatif dari krisis yang sekarang sedang berlangsung di seberang lautan'," jelas Peskov.

Baca juga: Update Perang Rusia vs Ukraina Hari ke-384 Invasi: ICC Buka 2 Kasus Kejahatan Perang Rusia

Sebelumnya, sektor keuangan Rusia menjadi sasaran sanksi besar-besaran yang dijatuhkan oleh AS, Uni Eropa (UE), dan sekutunya atas konflik yang terjadi di Ukraina.

Berita Rekomendasi

Tahun lalu, pembatasan yang dipimpin AS terhadap Rusia memutuskan sepuluh bank utama negara itu dari sistem perpesanan keuangan SWIFT yang berbasis di Belgia, yang memfasilitasi transaksi perbankan di seluruh dunia.

Sembilan dari pemberi pinjaman ini juga dikenakan sanksi pemblokiran, yang melarang lembaga keuangan internasional untuk menjalin kerja sama dengan mereka.

Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (15/3/2023), AS pun memberlakukan tindakan hukuman terhadap pemberi pinjaman milik negara terbesar Rusia, Sberbank, melarangnya memproses pembayaran melalui sistem keuangan AS.

Sementara itu, Rusia memiliki sistem perpesanan keuangannya sendiri, SPFS yang dapat bertindak sebagai pengganti SWIFT di pasar domestik.

Meskipun cakupannya masih jauh lebih kecil dibandingkan SWIFT yang memiliki 11.000 organisasi keuangan secara global, penyebaran SPFS semakin cepat dalam beberapa bulan terakhir.

Di sisi lain, sektor perbankan AS telah diguncang oleh serangkaian keruntuhan yang dimulai pada minggu lalu dan terus mengguncang pasar regional dan global.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Jatuh ke Level 80,77 Dolar AS per Barel, Imbas Bangkrutnya Industri Perbankan AS

Silvergate yang berbasis di California dan berfokus pada crypto adalah yang pertama mengumumkan likuidasi pada Rabu lalu, diikuti oleh ledakan Silicon Valley Bank pada Jumat lalu.

Kegagalan SVB adalah keruntuhan bank AS terbesar sejak krisis keuangan pada 2008.

Signature Bank adalah yang terakhir ditutup selama akhir pekan.

Kegagalan bank telah memicu kekhawatiran atas kesehatan seluruh sistem perbankan AS, dengan banyak pemberi pinjaman lain melihat anjloknya saham mereka

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas