12 Tahun Perang Suriah, PPB: Lebih dari 306 Ribu Warga Sipil Terbunuh Sejak Maret 2011
PBB memperkirakan tahun lalu bahwa lebih dari 306.000 warga sipil telah terbunuh – sekitar 1,5 persen dari populasi sejak Maret 2011.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - 12 tahun lalu, pengunjuk rasa berhamburan ke jalan Suriah untuk memprotes pemerintahan Bashar al Assad.
Protes dengan cepat berubah menjadi revolusioner, menuntut jatuhnya rezim.
Tetapi, setelah tanggapan keras pemerintah, pemberontakan berubah menjadi perang.
Perekonomian Suriah memburuk, sekarang 90 persen populasi hidup di garis kemiskinan, menurut Program Pangan Dunia.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun lalu memperkirakan lebih dari 306.000 warga sipil telah terbunuh - sekitar 1,5 persen dari populasi - sejak Maret 2011.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, pemantau perang yang berbasis di Inggris, memperkirakan total korban tewas sekitar 610.000.
Baca juga: 3 Orang Terluka dalam Serangan Udara Israel di Suriah, Beberapa Rudal Dilumpuhkan
Bahkan sebelum gempa bumi yang menghancurkan Suriah barat laut pada 6 Februari 2023, PBB mengatakan bahwa 14,6 juta warga Suriah membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Ada 6,9 juta orang mengungsi di dalam negeri dan lebih dari 5,4 juta pengungsi Suriah tinggal di negara tetangga.
Ratusan ribu orang lainnya juga mencari suaka di Jerman dan bagian lain dari Uni Eropa, dan lebih jauh lagi.
Konflik di negara itu sebagian besar telah membeku, meskipun pertempuran terus berlanjut, terutama di barat laut.
Selengkapnya, berikut adalah uraian tentang bagaimana perang berlangsung, bagaimana kontrol teritorial telah berubah, dan siapa pemainnya sekarang, dikutip dari Al Jazeera:
1. Bagaimana perang dimulai?
Pada 15 Maret 2011, kerusuhan besar meletus di jalan-jalan Deraa, Damaskus dan Aleppo.
Baca juga: WNA Suriah & Ukraina Miliki KTP Bali, Bayar Calo hingga Puluhan Juta Rupiah & Penjelasan Disdukcapil
Pengunjuk rasa menuntut reformasi demokrasi dan pembebasan tahanan politik.