Mengenal Drone MQ-9 Reaper yang Bertabrakan dengan Jet Rusia
Drone atau pesawat tak berawak tersebut bernama MQ-9 "Reaper" dan dilaporkan sedang menjalankan misi intelijen, pengawasan dan pengintaian (ISR).
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Sebuah jet tempur Su-27 milik Rusia menghantam baling-baling drone militer Amerika Serikat (AS) yang sedang melakukan pengawasan dan pengintaian di sekitar Laut Hitam pada Selasa (14/3/2023).
Drone atau pesawat tak berawak tersebut bernama MQ-9 "Reaper" dan dilaporkan sedang menjalankan misi intelijen, pengawasan dan pengintaian (ISR).
Sekretaris Pers Pentagon, Patrick Ryder, telah mengonfirmasi jatuhnya drone tersebut kepada wartawan.
Baca juga: Pertahanan Udara Rusia Cegat 15 Roket HIMARS, Smerch, Uragan dan Hancurkan 9 Drone Ukraina
"Pejabat Departemen Pertahanan belum berbicara secara khusus kepada otoritas Rusia mengenai insiden khusus ini," kata Ryder.
Setelah dihantam jet tempur Rusia, drone MQ-9 mengalami kerusakan yang cukup signifikan dan jatuh ke Laut Hitam.
Berikut ini spesifikasi mengenai drone MQ-9 Reaper berdasarkan informasi dari Angkatan Udara AS dan perusahaan yang membuatnya, General Atomics, yang dirangkum dari Reuters.
Spesifikasi dan Pembeli Drone MQ-9
Pesawat tak berawak MQ-9 "Reaper" mampu terbang hingga 50.000 kaki selama lebih dari 27 jam untuk mengumpulkan intelijen dengan bantuan kamera, sensor, dan radar canggih.
MQ-9 memiliki lebar sayap 66 kaki, mesin Honeywell, dapat membawa 3.900 pon bahan bakar dan bergerak dengan kecepatan 240 knot.
Reaper, yang dikirim ke Angkatan Udara AS pada 16 tahun lalu, juga dilengkapi dengan senjata seperti rudal udara-ke-darat.
MQ-9 juga telah dibeli oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, NASA, Angkatan Udara Kerajaan Inggris, Angkatan Udara Italia, Angkatan Udara Prancis, dan Angkatan Udara Spanyol.
Keunggulan Drone MQ-9
Drone umumnya lebih murah daripada pesawat berawak dengan kemampuan serupa, dan lebih aman bagi operator karena tidak memerlukan pilot.
Tidak seperti kebanyakan pesawat lain, drone MQ-9 dapat terbang berjam-jam untuk mengumpulkan materi intelijen. Drone ini membutuhkan biaya sekitar 3.500 dolar AS per jam penerbangan, dibandingkan dengan sekitar 8.000 dolar AS per jam penerbangan untuk mengoperasikan pesawat tempur F-16, menurut General Atomics.
Menurut Angkatan Udara AS, pihaknya harus merogok kocek sebesar 56,5 juta dolar AS untuk membeli empat pesawat MQ-9 dengan sensor, stasiun kendali darat, dan sambungan satelit.
Kemampuan Mempertahankan Diri
General Atomics mengatakan MQ-9 telah "mendemonstrasikan kemampuan senjata udara-ke-udara" dalam uji coba Angkatan Udara AS.
MQ-9 juga dilengkapi dengan "Self Protect Pod" yang dapat mendeteksi ancaman dan menerapkan tindakan pencegahan terhadap senjata permukaan-ke-udara.