Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Cerita Warga Ukraina yang Betah Tinggal di Bali: Jangan Samakan Kami dengan Rusia

Bali menjadi salah satu tempat yang aman bagi sebagian warga Ukraina yang harus meninggalkan rumahnya setelah negaranya diserang…

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Cerita Warga Ukraina yang Betah Tinggal di Bali: Jangan Samakan Kami dengan Rusia
ABC Australia
Perwakilan Ukraina pada perayaan hari multikultural di Bali Island School, bersama dengan para guru di sana.(Foto: Oleksandra Makharynets) 

"Saya suka tinggal di Bali, mungkin kalau bisa, saya akan menetap di sini, entahlah. Saya pikir semua orang Ukraina saat ini tidak bisa berencana karena situasi di sana yang tidak menentu."

Dmytro mengaku bergantung pada uang tabungannya untuk bisa hidup di Bali.

Masha Belcastro tiba di Bali pada November 2022 setelah terjadi penembakan massal dan pemadaman listrik di Kyiv.

Bantuan finansial dari mantan suaminya dan pekerjaan daring dari sebuah perusahaan di Italia membuatnya bisa bertahan hidup di Bali.

"Saya suka sekali pulau ini, karena tanpa disangka-sangka, Bali mengingatkan saya pada rumah, kampung halaman saya, segala sesuatunya mudah, pelayanannya baik, saya mengalami musim panas sepanjang tahun, dan komunitas Ukraina di sini juga solid."

Mencoba selalu taat hukum dan tidak terprovokasi

Meski sudah merasa Bali sebagai rumah kedua mereka, tapi warga Ukraina yang berbicara kepada ABC Indonesia mengaku jika mereka tetaplah sebagai pendatang. 

Berita Rekomendasi

"Kami paham bahwa kami di sini adalah tamu dan kami harus hidup sesuai dengan hukum dan aturan negara yang telah dengan tangan terbuka menerima kami," jelas Masha.

Kesadaran ini pula yang membuat mereka lebih memilih mengabaikan keberadaan warga Rusia di Bali agar mereka tidak terprovokasi.

"Kami mencoba menghormati hukum semaksimal mungkin dan tidak terlibat konfrontasi. Saya pikir sulit untuk menemukan orang Ukraina di sini yang berkomunikasi dengan orang Rusia," tutur Masha.

Masha sadar, di Bali ia hanya tamu yang harus taat hukum dan menghormati budaya lokal.(Foto: Koleksi pribadi)
Masha sadar, di Bali ia hanya tamu yang harus taat hukum dan menghormati budaya lokal.(Foto: Koleksi pribadi) ()

Valeria menyadari turis Rusia di Bali semakin banyak, tapi ia juga memilih mengabaikan keberadaan mereka karena sulit untuk berhadapan dengan warga yang negaranya menyerang tanah airnya.

Sementara Dmytro merasa tidak terganggu dengan kehadiran turis Rusia yang meningkat di Bali.

Sebagai salah satu penggerak komunitas Ukraina di Bali, ia malah menggelar sejumlah kegiatan positif seperti malam budaya atau klub buku untuk saling menguatkan warga Ukraina di Bali.

'Kami tidak sama'

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas