Cerita Warga Ukraina yang Betah Tinggal di Bali: Jangan Samakan Kami dengan Rusia
Bali menjadi salah satu tempat yang aman bagi sebagian warga Ukraina yang harus meninggalkan rumahnya setelah negaranya diserang…
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Dinas Pariwisata Bali mencatat sebanyak 22.104 warga negara Rusia datang ke Bali menurut data di bulan Januari 2023, dan menjadikannya turis terbanyak kedua setelah Australia.
Selain Rusia, angka turis Ukraina juga bertambah, yang di bulan Januari lalu saja mencapai 2.500 orang, seperti dilaporkan Channel News Asia mengutip data pemerintah.
Ini artinya sudah ada lebih dari sepertiga total jumlah warga Ukraina yang datang ke Bali tahun lalu, yakni sekitar 7.000 orang.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjokorda Bagus Pemayun membenarkan bahwa sejak perang yang terjadi di Ukraina, jumlah warga Rusia dan Ukraina yang datang ke Bali meningkat.
Baca juga: WNA Rusia Buka Celana di Kawah Gunung Agung Bali, PHDI Minta Pihak Imigrasi Lakukan Deportasi
Rumah kedua bagi sebagian warga Ukraina
Setelah Rusia menginvasi Ukraina setahun lalu, Bali menjadi salah satu tempat yang aman bagi sebagian warga Ukraina yang harus meninggalkan tempat tinggalnya.
"Saya menerbangkan ibu saya ke Bali ketika perang terjadi di sana, melalui perbatasan ke Polandia sebelum bisa sampai ke sini. Usianya 59 tahun dan sekarang ia aman bersama saya di sini," tutur Oleksandra Makharynets, warga Ukraina yang sudah tinggal lima tahun di Bali.
Oleksandra mengaku jika Bali selalu menjadi tempat tinggal impiannya dan kini terasa lebih lengkap karena ibunya tinggal bersamanya dengan aman.
Perang juga yang membuat Valeria Rubets meninggalkan semua yang ia miliki di Kyiv, termasuk menjual mobilnya untuk kemudian pindah ke Bali tahun ini.
Ia memutuskan untuk tinggal di Bali untuk mengembalikan kesehatan mentalnya, setelah mengalami depresi akibat kondisi perang yang tak kunjung baik.
"Hampir tidak ada tempat yang aman di Ukraina sekarang. Kami cukup beruntung jika masih hidup," ujarnya yang pernah terlibat di Palang Merah.
Sementara Dmytro, warga Ukraina lainnya, tiba di Bali beberapa saat sebelum perang pecah di negaranya.
"Tadinya saya ke Bali hanya untuk rehat sejenak dari kesibukan dan rencananya pulang lagi ke Kyiv, tapi kemudian invasi terjadi dan saya tidak bisa pulang karena sekarang sudah tidak punya tempat untuk pulang."
Pria yang memiliki keahlian IT ini mengatakan sanak saudaranya sudah ada yang mengungsi ke beberapa negara di Eropa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.