Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Ekspatriat di Uni Emirat Arab Turut Berpuasa demi Eratkan Solidaritas dengan Warga Lokal

Sejumlah warga ekspatriat non-Muslim turut bergabung dengan warga Uni Emirat Arab dengan ikut menjalani puasa.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ekspatriat di Uni Emirat Arab Turut Berpuasa demi Eratkan Solidaritas dengan Warga Lokal
Khaleej Times
Dr Jeramie Umali, duduk, dan keluarganya. Mereka merupakan ekspatriat asal Filipina yang telah tinggal di UEA selama empat tahun terakhir. Keluarga ini merupakan satu diantara sejumlah ekspatriat di UEA yang turut menjalani puasa selama Ramadan sebagai wujud solidaritasnya pada warga lokal yang menjalani puasa. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, DUBAI -  Di antara ribuan Muslim di Uni EmiratArab (UEA) berpuasa setiap hari dari fajar hingga senja selama 1 bulan penuh, sejumlah warga ekspatriat non-Muslim turut bergabung dengan mereka dengan ikut menjalani puasa.

Inisiatif itu mereka ambil untuk memberikan penghormatan sekaligus mengekspresikan solidaritas terhadap populasi Muslim yang besar di negara itu.

Ekspatriat asal Filipina Dr Jeramie Umali yang telah tinggal di UEA selama empat tahun terakhir, merupakan salah satu penduduk yang berpuasa selama hampir 30 hari selama Ramadan.

Ia pernah menjadi penduduk Kerajaan Arab Saudi, tempat dirinya bekerja sebagai dokter digi. Dr Umali mengatakan bahwa puasa telah menjadi hal yang wajar baginya.

Dikutip dari Khaleej Times, Jumat (24/3/2023), awalnya dirinya tidak mengetahui tradisi lokal, kemudian ia bertanya-tanya mengapa orang tidak makan selama waktu tertentu di bulan tertentu.

Namun ia segera mulai menghargai esensi dari praktik yang dilakukan umat Islam saat Ramadan dan apa yang terkandung di dalamnya.

Dr Jeramie Umali
Dr Jeramie Umali sehari-harinya adalah dokter gigi yang bekerja di sebuah klinik terkenal, Luzan Dental Clinic, di Uni Emirat Arab.
Berita Rekomendasi

"Ketika saya berada di Arab Saudi bekerja sebagai Dokter Gigi, saya melihat rekan-rekan Muslim saya di sekitar saya akan menahan diri dari makanan dan minuman," ujarnya.

"Awalnya saya bertanya-tanya mengapa, tetapi dengan cepat saya belajar tentang tradisi tersebut. Saya bekerja di KSA selama 8 tahun sebelum saya datang ke UEA pada 2019. Tapi di sini pun saya melanjutkan (berpuasa saat Ramadan)," tutur Dr. Umali.

Apa yang dimulai di Arab Saudi sebagai kepatuhan sederhana terhadap aturan, di mana bahkan non-Muslim pun diminta untuk menahan diri dari makan, minum, dan merokok di depan umum selama bulan suci, segera diserap sebagai kebiasaan seumur hidup oleh ekspatriat Filipina ini.

Ia tetap menerapkan kebiasaan ini di luar, menghormati rekan-rekan Muslimnya yang berpuasa.

Baca juga: Kiat Para Pemain Muslim di Liga Primer Inggris Tetap Tampil Prima Saat Berpuasa

"Saya berpuasa selama 30 hari selama Ramadan. Sebisa mungkin saya juga menahan diri untuk tidak minum air putih. Selama tiga tahun berturut-turut Ramadan, kurang lebih bertepatan dengan Prapaskah juga."

"Prapaskah sekali lagi merupakan masa ketika banyak orang Kristen berkomitmen untuk berpuasa. Ini dikenal sebagai kurban Prapaskah," kata warga yang beragama Kristen itu.

Baca juga: Presiden Joe Biden Ucapkan Selamat Ramadan, Tak Singgung Muslim Palestina

Sementara Ramadan adalah waktu khusus untuk refleksi, peningkatan diri, kebaikan dan spiritualitas, dengan puasa menjadi salah satu pilar utama bulan suci.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas