Dmitry Peskov: Perang Hibrida Rusia dan Negara Barat Bisa Berlangsung Lama
Dmitry Peskov mengatakan perang hibrida antara Rusia dan negara Barat bisa berlangsung lama. Rusia juga menuduh Barat perangi mereka di Ukraina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
Perang proksi dan hibrida berbeda, karena elemen proksi merupakan bagian dari perang hibrida.
Perang hibrida adalah kedua negara bertujuan untuk membuat kondisi tidak stabil antara satu sama lain, sekaligus mencair dukungan internasional.
Baca juga: Zelenskyy Menyesal Lama Tak Menyapa Xi Jinping, Kini Undang Presiden China Berkunjung ke Ukraina
Barat Lawan Rusia melalui Perang Ukraina
Dalam konteks Rusia dan AS, Rusia menuduh AS mengobarkan perang hibrida melalui perang di Ukraina.
“AS dan negara-negara satelitnya mengobarkan perang hibrida menyeluruh yang telah lama mereka persiapkan, dan menggunakan nasionalis radikal Ukraina sebagai pendobrak terhadap kami,” kata Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, Rabu (18/1/2023).
Ia menambahkan, negara-negara di Barat bahkan tidak lagi berusaha menyembunyikan niat mereka yang sebenarnya.
Lavrov mengatakan, contohnya adalah negara-negara Barat yang terus memberikan bantuan militer yang luas ke Ukraina, menghabiskan miliaran dolar untuk persenjataan dan amunisi yang semakin canggih untuk pasukan Kyiv.
Selain itu, pada saat yang sama memberlakukan beberapa putaran sanksi besar-besaran terhadap Rusia.
Rusia bersikeras, tindakan Barat pada titik ini menjadikan mereka pihak de-facto dalam konflik Rusia-Ukraina.
"NATO sekarang pada dasarnya berperang di pihak rezim Kiev dan tidak dapat lebih terlibat dalam permusuhan (dengan Rusia)," kata Sergey Lavrov dalam konferensi pers, Rabu (29/3/2023).
Politisi Rusia dan Barat pada beberapa kesempatan juga mengakui perang di Ukraina, termasuk masalah antara Rusia dan Barat, dapat berubah menjadi konflik jangka panjang.
"Bahkan ketika perang berakhir, tidak semuanya akan normal dalam semalam," kata Kanselir Jerman, Olaf Scholz, pada pekan lalu.
"Konsekuensi dari konflik ini "akan membuat kita sibuk untuk waktu yang lama," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina