Tentara Ukraina di Bakhmut Semakin Hancur, Wagner Juga Alami Pukulan Serius
Gerombolan paramiliter tersebut diklaim telah mengepung prajurit Volodymyr Zelensky hingga sulit untuk masuk atau keluar dari kota tersebut.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Bos kelompok tentara bayaran Grup Wagner Evgeny Prigozhin meyakini kota Bakhmut atau Rusia menyebutnya sebagai Artryomovsk segera jatuh ke tangan Vladimir Putin.
Gerombolan paramiliter tersebut diklaim telah mengepung prajurit Volodymyr Zelensky hingga sulit untuk masuk atau keluar dari kota tersebut.
"Sampai hari ini, pertempuran untuk Bakhmut hampir menghancurkan tentara Ukraina," kata Prigozhin dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu dikutip Russia Today, Kamis (30/3/2023).
Baca juga: Viral Foto Palsu Putin Berlutut di Hadapan Xi Jinping, Hasil Uji AI Detector 57 Persen Rekayasa
Meski demikian, jelasnya, Wagner Group-nya sendiri juga mengalami "pukulan serius." Dia menyebut pengorbanan yang dilakukan oleh kelompoknya demi Rusia sepadan.
Dia menyebut pertempuran itu sebagai "keterlibatan umum" dari seluruh konflik di mana pasukan Wagner diadu melawan angkatan bersenjata Ukraina dan "unit asing dipasang di dalamnya."
Kemenangan pasukannya akan menjadi "titik balik" dan peristiwa bersejarah, mengamankan kemenangan Rusia, prediksi Prigozhin.
“Tentara Rusia sendiri akan ditinggalkan di papan catur, dan semua bidak lainnya akan disingkirkan,” ramalannya.
“Bahkan jika PMC Wagner dihancurkan di penggiling daging Bakhmut tetapi membawa serta tentara Ukraina itu berarti kita telah menyelesaikan misi bersejarah kita.”
Pertarungan untuk Bakhmut telah muncul sebagai salah satu keterlibatan konflik bersenjata paling intensif dan berdarah di Ukraina, dengan kedua belah pihak dilaporkan menderita banyak korban.
Pejabat Barat mengklaim bahwa kota itu tidak memiliki nilai militer yang strategis, tetapi Presiden Ukraina Vladimir Zelensky berjanji untuk mempertahankannya selama mungkin setelah memproklamasikan kota itu sebagai benteng.
Pemimpin Ukraina menjelaskan kepada The Associated Press awal pekan ini bahwa jika Rusia merebut Bakhmut, pemerintahnya akan berada di bawah tekanan internasional dan domestik untuk mencari perdamaian dengan Moskow.
“Masyarakat kita akan merasa lelah,” katanya kepada kantor berita, “Masyarakat kita akan mendorong saya untuk berkompromi dengan mereka.”
Pertempuran di kota tersebut menjadi peperangan terlama selama invasi Rusia pada Februari 2022. Kedua belah pihak juga telah mengorbankan puluhan ribu tentaranya.
Dilaporkan Newsweek, selama berbulan-bulan, kota Bakhmut menjadi salah satu bagian terpanas dari garis depan sepanjang 965 km.