Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korea Selatan Lampaui 10.000 Kasus Covid-19 selama 3 Hari Berturut-turut

Korea Selatan lampaui 10 ribu kasus Covid-19 selama 3 hari berturut-turut. Tertinggi, ada 14.465 kasus pada Rabu (5/4/2023). KDCA lakukan penelitian.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Korea Selatan Lampaui 10.000 Kasus Covid-19 selama 3 Hari Berturut-turut
freepik
Ilustrasi Covid-19 - Korea Selatan mencatat lebih dari 10.000 kasus harian Covid-19 selama tiga hari berturut-turut pada awal April 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus harian Covid-19 di Korea Selatan melampaui 10.000 kasus selama tiga hari berturut-turut.

Tercatat 12.084 kasus infeksi Covid-19 baru pada Kamis (6/4/2023), termasuk 12 kasus dari luar negeri.

Angka itu turun dari 14.465 kasus pada Rabu (5/4/2023), dan 13.375 kasus pada Selasa (4/4/2023), menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).

Kasus harian ini lebih tinggi dari 11.032 yang tercatat terakhir pada 30 Maret 2023.

Sehingga, total beban kasus Covid-19 hingga hari ini adalah 30.883.824.

KDCA menambahkan, ada 13 kematian akibat Covid-19, yang meningkatkan jumlah kematian menjadi 34.309.

Baca juga: Inflasi Korea Selatan Menyusut 4,2 Persen pada Maret 2023

Jumlah pasien yang sakit kritis mencapai 136, turun dari 126 sehari sebelumnya, seperti diberitakan Yonhap News Korea.

Berita Rekomendasi

Lonjakan ini karena aktivitas rekreasi di luar ruangan meningkat setelah pelonggaran aturan Covid-19, termasuk mandat penggunaan masker pada transportasi umum, yang dicabut.

Ilustrasi Covid-19
Ilustrasi Covid-19 (Freepik)

Baca juga: Kemenlu Korea Selatan Bantah Isu BLACKPINK Batal Tampil di Gedung Putih karena AS Meminta Bayaran

Pelacakan Air Limbah, Cegah Penyebaran Covid-19

Korea Selatan bulan ini akan menguji limbah mingguan yang diproduksi oleh kota-kota besar untuk melacak penyebaran Covid-19.

Langkah ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi gelombang di masa depan, dikutip dari AP News.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) mengatakan, pengawasan air limbah berpontesi memberikan alat yang lebih murah dan lebih berkelanjutan untuk merespon pandemi.

KDCA juga mengatakan, langkah ini dapat mendeteksi wabah lain, seperti influenza, norovirus, atau bakteri yang tahan terhadap obat.

Rencananya, mereka akan menguji sampel limbah dari 64 fasilitas air limbah nasional, minimal seminggu sekali.

Mereka akan merilis analisis hasil tes di situs KDCA secara teratur.

Ilustrasi Covid-19
Ilustrasi Covid-19 (Financial Express)

Baca juga: Shin Tae-yong Kemungkinan akan Kembali ke Korea Selatan, Timnas Indonesia U-20 Segera Dibubarkan

Sebelumnya, pemerintah kota dan provinsi telah menjalankan uji coba ini.

Hasilnya, tingkat patogen yang ditemukan dalam sampel limbah sebagian besar sejalan dengan tren infeksi di daerah itu.

Pengujian ini juga menegaskan nilai pengujian air yang dikeluarkan dari keran, toilet, dan bak mandi.

Korea Selatan telah mempertahankan respons terhadap Covid-19 yang ketat berdasarkan pengujian agresif, pelacakan kontak, dan karantina.

Tahun lalu, Korea Selatan telah melonggarkan sebagian besar kontrol virus karena lonjakan varian omicron, yang membuat strategi sebelumnya menjadi tidak relevan.

Selain masalah kesehatan, pemerintah Korea Selatan akan menghidupkan kembali sektor ekonomi di bidang jasa dan wisata.

Rencana pengujian limbah ini merupakan perpanjangan dari pelonggaran yang mentolerir penyebaran Covid-19 di antara populasi yang luas, sambil memusatkan sumber daya medis.

Direktur penelitian epidemiologi KDCA, Lee Sang-won, mengatakan pengawasan air limbah dapat membantu transisi Korea Selatan untuk memantau virus dengan lebih terjangkau.

Menurutnya, sistem pelacakan dari rumah sakit yang melaporkan semua tes positif adalah cara yang melelahkan.

"Pejabat kesehatan sedang mempertimbangkan untuk beralih ke pengawasan berbasis sampel, seperti yang dilakukan dengan influenza," katanya.

“Ketika (transisi) itu datang, kami yakin pengawasan air limbah akan berfungsi sebagai alat yang sangat efektif untuk memberikan informasi pelengkap tentang tren virus," kata Lee saat pengarahan.

“Kekuatan lainnya adalah kami dapat memantau berbagai patogen selain Covid-19,” lanjutnya.

Sementara virus corona yang menyebabkan Covid-19 kemungkinan tidak bertahan lama di air, Lee mengatakan metode pengujian genetik negara itu juga akan dapat mendeteksi fragmen virus mati.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Covid-19 di Korea Selatan

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas