Disebut Pasok Senjata ke Rusia, Mesir Bantah Tuduhan Dokumen AS yang Bocor
Seorang pejabat Mesir membantah tuduhan yang menyebut militer negara tersebut berencana memproduksi 40.000 roket untuk Rusia.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Seorang pejabat Mesir membantah tuduhan yang menyebut militer negara tersebut berencana memproduksi 40.000 roket untuk Rusia.
Bantahan tersebut datang menyusul laporan Washington Post yang mengutip sebuah dokumen intelijen Amerika Serikat (AS) yang bocor, menurut media yang berafiliasi dengan pemerintah Mesir Al Qahera News.
Sebuah dokumen intelijen AS yang bocor, yang diperoleh Washington Post, menyebut Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi menginstruksikan para pejabat untuk merahasiakan produksi dan pengiriman senjata "untuk menghindari masalah dengan Barat."
Baca juga: Eks Perwira Rusia, Vladislav Ammosov Membelot ke Ukraina: Saya Dulu Budak Vladimir Putin
Melansir dari CNN, dokumen rahasia bertanggal Februari tersebut menyatakan percakapan antara Sisi dan pejabat senior militer Mesir, yang merujuk pada rencana untuk memasok artileri dan mesiu kepada Rusia serta meminta untuk merahasiakan rencana itu.
Pejabat Mesir, yang tidak disebutkan namanya oleh Al Qahera News, menyebut laporan Washington Post sebagai "informasi yang tidak masuk akal".
Dia juga mengatakan Mesir mengikuti "kebijakan yang seimbang" dengan semua pihak internasional, kata Al Qahera News.
Pernyataan ini juga disampaikan oleh beberapa media yang berafiliasi dengan pemerintah Mesir.
Mesir adalah salah satu penerima bantuan militer AS terbesar di dunia, yang menerima 1,3 miliar dolar AS untuk pembiayaan militer setiap tahunnya.
Gedung Putih juga mengatakan mereka tidak memiliki indikasi bahwa Mesir menyediakan senjata mematikan bagi Rusia.
Baca juga: Rencana Gunakan Depleted Uranium, Rusia Tuding Inggris Ingin Membumihanguskan Ukraina
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan kepada para wartawan, "kami tidak melihat adanya indikasi bahwa Mesir memberikan kemampuan persenjataan mematikan kepada Rusia."
Kirby menambahkan, Mesir tetap menjadi "mitra keamanan yang signifikan" dan "akan tetap demikian".
"Militer Amerika Serikat memiliki hubungan pertahanan yang sudah berlangsung lama dengan Mesir yang sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu," imbuhnya.
Sedangkan Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut informasi tersebut sebagai "hoax".