Saham Tupperware Jatuh ke Level Bawah, Peringatkan Investor soal Ancaman Bangkrut
Perusahaan Tupperware terancam gulung tikar, lantaran alami bangkrut, dan pemasaran terkendala.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Produsen produk peralatan rumah tangga Tupperware, tengah dalam kondisi krisis, di manasedang berada di ambang kebangkrutan.
Tupperware sendiri diketahui sangat populer di Indonesia.
Diketahui Tupperware merupakan perusahaan asal Amerika Serikat.
Tupperware dilaporkan terancam gulung tikar lantaran beban utang besar menggantung perusahaan karena penjualan lambat.
Sementara, saham di Tupperware telah jatuh ke level terendah sepanjang data yang tercatat.
Kini Tupperware telah memperingatkan investor bahwa perusahaan tersebut terancam bangkrut.
Baca juga: Sejarah Bisnis Tupperware: Dulu Berjaya Kini di Ambang Kebangkrutan karena Krisis Keuangan
Melansir CBC, harga saham perusahaan turun hingga 50 persen pada hari Senin (10/4/2023), setelah perusahaan mengatakan dalam siaran pers.
Tupperware pun telah menyewa penasihat keuangan untuk menjajaki opsi bagi perusahaan dan untuk memulihkan keraguannya mengenai kemampuannya untuk melanjutkan kelangsungan usahanya.
Saham di Tupperware telah menurun selama bertahun-tahun, karena perusahaan berusia 77 tahun itu lambat laun kehilangan konsumennya.
Tetapi tren itu berbalik pada hari-hari awal pandemi, karena aktivitas manusia yang banyak di rumah mempengaruhi aktivitas makan.
Sehingga ada permintaan baru untuk produk Tupperware, di mana konsumen banyak membutuhkan wadah penyimpanan makanan yang dapat ditutup kembali dan dapat digunakan kembali.
Tupperware membukukan sebagian besar pendapatannya dari penjualan perwakilan independen yang menjual produk dari pintu ke pintu.
Hari-hari awal pandemi menyebabkan lonjakan permintaan produknya.
Sahamnya pun sempat naik hampir 3.000 persen dari $1,40 pada Maret 2020 menjadi hampir $40 per saham pada Januari tahun berikutnya.