Saham Tupperware Jatuh ke Level Bawah, Peringatkan Investor soal Ancaman Bangkrut
Perusahaan Tupperware terancam gulung tikar, lantaran alami bangkrut, dan pemasaran terkendala.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Garudea Prabawati
Dikutip dari Fortune, bangkrutnya Tupperware ini disebabkan penjualan yang turun selama bertahun-tahun akibat persaingan sengit di bisnis penyimpanan plastik.
Meski begitu, pada tahun 2020, Tupperware melaporkan sempat ada peningkatan penjualan tahunan sejak 2017.
Peningkatan penjualan Tupperware itu lantaran adanya wabah pandemi Covid-19 yang terjadi mulai akhir 2019..
Saat itu, saham naik hampir 3.000 persen dari 1,40 dolar pada Maret 2020, menjadi hampir 40 dolar per saham pada Januari 2021.
Bahkan, Tupperware membukukan penjualan 489 juta dolar pada kuartal keempat dari tahun 2020 saja.
Meski begitu, pada 2023 ini, penjualan kuartal turun menjadi 255 juta yang artinya turun menjadi setengahnya.
Untuk mengatasi permasalahannya saat ini, Presiden dan CEO Tupperware Brand, Miguel Fernandez, berupaya untuk memperbaiki struktur modal likuiditas jangka panjang.
Tak hanya itu, pihaknya bahkan hingga mendatangkan penasihat keuangan untuk membantu perusahaannya mencari investor.
“Perusahaan melakukan segala daya untuk mengurangi dampak peristiwa baru-baru ini, dan kami mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan kami,” kata Fernandez.
Sahamnya amblas
Baca juga: Sejarah Bisnis Tupperware: Dulu Berjaya Kini di Ambang Kebangkrutan karena Krisis Keuangan
Tupperware mengumumkan kesulitan finansial yang sedang dihadapi.
Kabar tersebut beredar usai saham perusahaan anjlok hampir 50 persen pada Senin (10/4/2023).
Dalam dokumen yang dikirimkan ke regulator bursa AS, Tupperware menyebutkan terdapat keraguan besar terhadap kemampuan perusahaan untuk melanjutkan bisnisnya.
Selain itu, perusahaan juga disebut sedang berbicara dengan penasihat keuangan untuk mendapatkan pembiayaan baru agar bisnisnya tetap beroperasi.