Inflasi Melonjak, Warga Pakistan Keluhkan Mahalnya Kebutuhan Pokok Selama Ramadan Tahun Ini
Berbeda dari Ramadan di tahun sebelumnya, pada bulan suci ini tak sedikit warga Pakistan yang mengeluhkan mahalnya sejumlah kebutuhan pokok.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, ISLAMABAD – Berbeda dari Ramadan di tahun sebelumnya, pada bulan suci ini tak sedikit warga Pakistan yang mengeluhkan mahalnya sejumlah kebutuhan pokok.
Seperti harga untuk 10 kilogram tepung terigu yang mengalami peningkatan nyaris dua kali lipat, dari 680 Rupee Pakistan menjadi 1.120 rupee selama Ramadan.
Lonjakan tersebut terjadi setelah laju inflasi di Pakistan melesat naik ke kisaran 31,5 persen di sepanjang bulan ini, jadi yang tertinggi sejak 50 tahun terakhir.
Ini terjadi buntut dari ketidakstabilan politik dalam negeri ditengah gejolak pasar global akibat memanasnya invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Terdampak Lemahnya Permintaan, Inflasi Konsumen China Capai Level Terendah dalam 18 Bulan
Tekanan tersebut yang kemudian membuat Bank Sentral Pakistan kehabisan stok mata uang asing, hingga negara ini kesulitan untuk membayarkan bunga utang kepada kreditur asing.
Sebelum dinyatakan bangkrut, Bank Sentral Pakistan Sempat mengambil langkah ekstrim dengan menaikan suku bunga acuan sebesar 17 persen untuk menekan inflasi, akan tetapi cara tersebut justru semakin memukul ekonomi warga Pakistan.
Tak hanya memicu krisis, inflasi juga mendorong lonjakan harga pangan yang tinggi. Umumnya di bulan suci ramadhan para dermawan di Pakistan akan membagikan sejumlah bahan pangan untuk warga kurang mampu.
Namun ancaman krisis membuat membuat jutaan orang di Pakistan kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan pokok.
Sejumlah cara kini mulai dilakukan pemerintah pusat untuk meringankan beban masyarakat selama inflasi mencekik, termasuk memberikan bantuan sosial bagi warga miskin.
Akan tetapi cara tersebut gagal menstabilkan pasokan pangan masyarakat Pakistan, justru bantuan sosial semakin membuat warga kesulitan lantaran sejumlah bahan pokok mengalami kelangkaan karena diborong habis oleh pemerintah.
Baca juga: Update Gempa Afghanistan-Pakistan, Korban Tewas Capai 12 Orang, Getaran Dirasakan hingga India
Bahkan Skema tepung terigu gratis oleh pemerintah memicu kepanikan massal yang menewaskan puluhan orang yang berebut saat antri untuk mendapatkan bantuan.
Imbas lonjakan inflasi, masyarakat Pakistan melabeli ramadhan di tahun jadi yang paling mematikan dan termahal, dikutip dari DW News.
“Ketika kondisi perekonomian secara umum tidak akan membaik dalam waktu dekat, karena kebuntuan dalam program IMF, pemerintah Pakistan tidak punya pilihan selain menggencarkan program bantuan untuk warga miskin demi keuntungan elektoral," kata pakar sosial Pakistan, Umar Khalid.
Lebih lanjut hingga kini bantuan paket bailout dari IMF sebesar 1,1 miliar dolar AS masih belum bisa dicairkan oleh pemerintah Pakistan akibat masalah penyesuaian kebijakan fiskal.
Apabila nantinya pemerintah Pakistan gagal mengembalikan cadangan likuiditas negaranya, Bank Dunia memperkirakan setidaknya lebih dari 9 juta orang Pakistan berpotensi terseret ke dalam jurang kemiskinan dalam waktu dekat.