G7 Desak Korea Utara Untuk Menahan Diri Dari Uji Coba Nuklir dan Peluncuran Rudal
Rudal semacam itu lebih mudah untuk disimpan dan diangkut, lebih stabil dan lebih cepat untuk persiapan peluncuran
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Para menteri luar negeri yang tergabung dalam G7 memperingatkan agar Korea Utara dapat "menahan diri" untuk tidak melakukan uji coba nuklir lebih lanjut dan peluncuran rudal balistik.
Peringatan dari menteri luar negeri negara-negara G7 datang beberapa hari setelah Korea Utara mengklaim telah berhasil menguji coba rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, menyebutnya sebagai terobosan untuk kemampuan serangan balik nuklir negara itu.
"Kami menuntut Korea Utara menahan diri dari tindakan destabilisasi atau provokatif lainnya, termasuk uji coba nuklir lebih lanjut atau peluncuran yang menggunakan teknologi rudal balistik," kata para menteri luar negeri G7 dalam sebuah pernyataan, Selasa (18/4/2023).
Baca juga: Korut Luncurkan ICBM Jelang KTT Korsel-Jepang, Tercatat sebagai Uji Coba Rudal Ketiga Pekan Ini
"Tindakan seperti itu harus ditanggapi dengan tanggapan internasional yang cepat, bersatu, dan kuat, termasuk langkah signifikan lebih lanjut yang harus diambil oleh Dewan Keamanan PBB (DK PBB),” sambungnya.
Menguji rudal berbahan bakar padat yang lebih modern secara teknologi merupakan salah satu tujuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam kampanye modernisasi militernya, yang diumumkan dalam laporan Tahun Barunya.
Rudal semacam itu lebih mudah untuk disimpan dan diangkut, lebih stabil dan lebih cepat untuk persiapan peluncuran, dan dengan demikian lebih sulit untuk dideteksi serta dihancurkan oleh musuh.
"Kami mengutuk keras peluncuran rudal balistik Korea Utara yang melanggar hukum, termasuk peluncuran pada 13 April yang diklaim Korea Utara sebagai rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat," kata para menteri negara G7.
"Tindakan Korea Utara, bersama dengan retorika yang semakin meningkat dan tidak stabil terkait penggunaan senjata nuklir telah merusak stabilitas regional dan menimbulkan ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan internasional,” pungkas mereka.